ContohReview Jurnal. Untuk lebih memahami lebih jelasnya mengenai cara review jurnal, berikut adalah beberapa contoh review jurnal yang bisa kalian jadikan contoh. Beberapa contoh di bawah ini adalah review jurnal dengan format tabel. Format ini sebenarnya merupakan format review jurnal yang lebih ringkas dan padat karena sudah menjelaskan
Mini riset merupakan bagian tugas kuliah yang diberikan dosen pengampu mata kuliah tertentu bagi seluruh mahasiswanya. Masing-masing dosen biasanya mempunyai patokan tersendiri tentang susunan dalam menulis mini riset. Cara membuat mini riset jika dibandingkan dengan karya tulis ilmiah tidaklah berbeda. Keduanya mempunyai standar penulisan yang hampir sama. Sangat penting mengetahui seperti apa susunan dan contoh membuat mini riset. Tujuannya adalah agar kamu bisa membuat penelitian yang baik dan benar. Terdapat lima bab dalam mini riset secara umum. Kamu bisa menyusunnya dari bagian pertama yaitu pendahuluan lalu diakhiri kesimpulan. Terdapat pula daftar pustaka yang harus kamu cantumkan untuk memberikan informasi sumber yang kamu gunakan ketika membuat mini riset. Agar lebih jelas, kali ini kamu bisa menyimak seperti apa cara membuat mini riset langsung berdasarkan penjelasan berikut Bagian Muka Pada bagian muka, terdapat tiga bagian penting yang wajib kamu cantumkan. Pertama adalah sampul mini riset, berisikan judul, nama kamu sebagai penulis, instansi tempat kamu bernaung. Kedua, buat daftar isi berisi seluruh daftar bab ataupun isian mini riset tersebut. Bagian ketiga yaitu abstrak, sebagai ringkasan mini riset. Abstrak bisa kamu tulis 150 sampai 200 kata. Lanjutkan dengan kata pengantar agar bisa ditulis oleh para penulis dalam mini riset. Kata pengantar digunakan untuk ucapan syukur beberapa pihak terkait selesainya mini riset. Bab I Pendahuluan Pada bab 1, mini riset harus menyebutkan latar belakang dan rumusan masalah. Kemudian dilanjutkan dengan tujuan penelitian dan manfaat penelitian. Bab II Kajian Pustaka Dalam kajian pustaka, kamu bisa menyampaikan apa saja teori relevan dengan permasalahan yang kamu angkat pada penelitian tersebut. Bab III Metode Penelitian Pada tahap berikutnya, cara membuat mini riset adalah menambahkan metode penelitian. Apa yang harus kamu bahas dalam bagian ini yaitu dua hal penting. Pertama, terkait bagaimana kamu mengumpulkan data. Kedua, metode apa yang kamu gunakan dalam mengumpulkan data. Bab IV Hasil dan Pembahasan Hasil dan pembahasan merupakan bagian bab empat pada mini riset. Bagian tersebut jadi bagian terpenting dalam penelitian. Bab V Kesimpulan dan Saran Ini adalah bagian akhir dalam penulisan mini riset. Pada bagian tersebut, merupakan bagian paling pamungkas yang sering dicari oleh para pembaca mini riset. Itulah penjelasan lengkap tentang bagaimana cara membuat mini riset. Pada akhirnya, membuat tulisan mini riset tidaklah berbeda dengan jenis karya ilmiah lainnya. Apa yang membuatnya berbeda adalah jumlah halaman lebih terbatas, yaitu hanya 20 halaman maksimal. Setelah mempelajari penyusunan mini riset, kamu bisa mengerjakan tugas kuliah lebih mudah. Gunakan panduan ini sebagai referensi penting sebelum kamu mulai mengerjakan mini riset.
A Latar belakang. Rekayasa ide adalah penyusunan karya ilmiah atau artikel ilmiah secara tertulis tentang aplikasi materi perkuliahan dengan daya dukung referensi (buku,jurnal,karya ilmiah) yang up to date.rekayasa ide merupakan wahana mahasiswa/i dalam melatih ide kreatif sebagai respon intelektual atas persoalan aktual yang dialami oleh
Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia KONASPI VIII Tahun 2016 halaman 1393 MODEL PERKULIAHAN INOVATIF UNTUK CALON GURU HEBAT Suyatno Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya Email ABSTRACT This paper describes various models of innovative lectures that can improve the quality of teacher candidates to become great teachers. The method used is observation and reflection of the implementation of lectures conducted in classes of prospective teachers in subjects which are then described in the model of innovative lectures. Subjects were students of Indonesian language and literature education in Unesa in theoretical lectures and practical lectures with innovative models. The impact of the lecture were students happy, confident, and feel the practical benefits to be a teacher. The impact on the students who are already teachers are teachers declare success in teaching and gain trust his leadership to become the management team of the school. Social impact, innovative lectures able to build confidence in working together and sharing. ***** Makalah ini mendeskripsikan aneka model perkuliahan inovatif yang mampu mendongkrak kualitas calon guru sehingga menjadi guru hebat. Metode yang dipakai adalah observasi dan refleksi pelaksanaan perkuliahan yang dilakukan di kelas-kelas calon guru dalam mata kuliah yang diampu kemudian dideskripsikan ke dalam model perkuliahan inovatif. Subjek penelitian adalah mahasiswa pendidikan bahasa dan sastra Indonesia di Unesa dalam perkuliahan teoretis dan praktik dengan model perkuliahan inovatif. Dampak pengiring dari perkuliahan tersebut adalah mahasiswa senang, percaya diri, dan merasakan manfaat praktis untuk menjadi guru. Dampak bagi mahasiswa yang sudah menjadi guru adalah guru menyatakan keberhasilannya dalam mengajar dan mendapatkan kepercayaan pimpinannya untuk menjadi tim pengelola sekolah. Dampak sosialnya, perkuliahan inovatif mampu membangun kepercayaan diri dalam bekerja sama dan saling berbagi. Kata kunci Perkuliahan Inovatif, Prinsip Inovasi, Model Perkuliahan
Bagian1Mendefinisikan Ruang Lingkup Proyek. 1. Tentukan alasan yang baik mengapa riset ini perlu dilakukan. Tentukan siapa yang akan tertolong oleh riset. Alasannya mungkin berdasarkan keperluan akademis, pribadi, atau profesional Anda, tapi alasan ini harus menjadi motivasi Anda untuk melakukan riset yang teliti. 2.
Ilustrasi Pentingnya Riset Pasar bagi Suatu Perusahaan. Foto IndonesiaBagi suatu perusahaan, riset pasar menjadi penting untuk memahami konsumen perusahaan. Riset pasar juga dapat mendorong stratgei marketing yang membuat pemasaran dan penjualan lebih mudah dan efektif. Untuk mengetahui pentingnya riset pasar bagi suatu perusahaan lebih rinci, simak pembahasannya di artikel Berita Bisnis berikut ini beserta cara isiPentingnya Riset Pasar bagi Suatu Perusahaan 1. Meningkatkan Komunikasi 2. Mengidentifikasi Peluang3. Menurunkan Risiko Cara Melakukan Riset Pasar bagi Suatu Perusahaan 1. Tentukan Masalahnya2. Tentukan Anggaran dan Kerangka Waktu 3. Rancang Metode dan Kebutuhan 4. Pilih Metode Pengambilan Sampel5. Rencanakan Analisis Data 6. Kumpulkan Data 7. Analisis Data8. Buat Laporan Pentingnya Riset Pasar bagi Suatu Perusahaan Ilustrasi Pentingnya Riset Pasar bagi Suatu Perusahaan. Foto SaylesMengutip riset pasar adalah suatu kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mengumpulkan data secara sistematis guna membuat keputusan yang lebih laman berikut pentingnya perusahaan melakukan riset pasar1. Meningkatkan Komunikasi Riset pasar mendorong komunikasi tak hanya dengan basis pelanggan saat ini, tetapi juga dengan target prospek. Riset pasar menunjukkan kondisi bahwa pelanggan dapat dijangkau dan bahasa apa yang paling efektif untuk menarik perhatian mereka serta beresonansi dengan mereka pada tingkat Mengidentifikasi PeluangRiset pasar membantu mengidentifikasi peluang tingkat tinggi dan peluang yang lebih mudah diakses untuk menjangkau dan mengonversi pelanggan baru. Ini bisa menjadi cara terbaik untuk menemukan platform baru untuk beriklan, mendeteksi masalah konsumen yang tak disadari, dan celah dalam pasar yang dapat diisi atau dimanfaatkan untuk membuat terobosan baru. 3. Menurunkan Risiko Data konkret membuat perusahaan tetap fokus pada peluang nyata dan membantu menghindari upaya yang tidak produktif. Ketika sudah bisa memahami pelanggan, perusahaan dapat memanfaatkan sumber daya yang ada untuk menjangkau mereka secara lebih efektif. Selain itu, risiko membuang waktu, uang, dan tenaga untuk inisiatif pemasaran yang gagal juga lebih pasar juga membantu mengidentifikasi area dengan risiko rendah dan hasil yang tinggi, sehingga perusahaan dapat memperluas atau menawarkan layanan baru. Cara Melakukan Riset Pasar bagi Suatu Perusahaan Ilustrasi Pentingnya Riset Pasar bagi Suatu Perusahaan. Foto SazonovaMenurut riset pasar harus mengikuti pola yang sama dalam pengumpulan dan analisis data. Berikut cara melakukan riset pasar bagi suatu perusahaan 1. Tentukan MasalahnyaMulailah dengan mengidentifikasi fokus penelitian yang ingin dijalani dan mengetahui pertanyaan apa yang ingin dijawab. Kedua hal ini akan membantu perusahaan menyusun riset secara Tentukan Anggaran dan Kerangka Waktu Seperti semua strategi yang digunakan untuk mengembangkan bisnis yang dimiliki, riset harus dilakukan sesuai sumber daya yang tersedia. Namun, hal itu tergantung pada urgensi dari pertanyaan yang ingin dijawab. Ada baiknya juga jika perusahaan mengeluarkan lebih banyak dana untuk mendapatkan hasil paling Rancang Metode dan Kebutuhan Identifikasi data apa saja yang perlu dikumpulkan dan metode untuk mengumpulkannya. Beberapa pilihannya adalah observasi, survei, panggilan telepon, atau kelompok fokus FGD. Selain itu, dapat melalui kerja sama dengan firma riset Pilih Metode Pengambilan SampelTentukan peserta yang ingin diteliti untuk riset perusahaan ataupun pengambilan sampel secara acak dari populasi umum konsumen, kelompok yang memiliki faktor gaya hidup sama, atau tanggapan hanya dari orang-orang yang sudah menjadi pelanggan setia perusahaan. Buatlah rencana untuk mengidentifikasi dan menghubungi partisipan yang sesuai dengan riset perusahaan. 5. Rencanakan Analisis Data Tentukan bagaimana perusahaan akan menganalisis data, apakah membutuhkan data kuantitatif untuk analisis statistik atau data kualitatif. Selanjutnya, tentukan apakah akan menggunakan perangkat lunak atau melakukannya secara manual. Luangkan waktu untuk mempelajari berbagai metode analisis untuk menemukan metode yang paling sesuai dengan pertanyaan penelitian yang akan Kumpulkan Data Setelah perusahaan mengetahui pertanyaan apa yang ingin dijawab dan apa metode penelitian untuk menjawabnya, selanjutnya adalah mengumpulkan data. Banyak bisnis yang bekerja sama dengan firma atau konsultan profesional untuk melakukan penelitian yang Analisis DataMetode analisis yang digunakan akan bergantung pada jenis data yang terkumpul. Metode analisis yang tepat dapat memeriksa kesalahan yang dapat terjadi dalam metode pengambilan sampel, pengumpulan data, dan Buat Laporan Langkah terakhir dari riset adalah menyusun laporan penelitian perusahaan. Laporan ini harus menguraikan seluruh proses, mulai dari mengembangkan pernyataan masalah hingga hasil analisis data. Apa itu pengamatan pasar?Apa dua metode dalam analisis data?Apa manfaat menggunakan metode analisis yang tepat?
Pujisyukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan laporan riset teknologi informasi tentang "Analisa Kerja Sensor Penggerak Pada Mini Skuter Roda Elektrik Smart Balance Wheel Di PT. Delta Indotrada" Laporan ini disusun sebagai salah satu persayaratan pengajuan TA/Skripsi dan Kelulusan mata kuliah Riset Teknologi Informasi
Mini riset adalah bagian dari tugas perkuliahan yang diberikan oleh dosen pengampu suatu mata kuliah kepada mahasiswanya. Umumnya, pemberian tugas mini riset ini dilakukan sebagai syarat kelulusan mata kuliah tersebut. Setiap dosen biasanya memiliki ketentuan tersendiri terkait susunan dan contoh mini riset. Namun, susunan mini riset pada umumnya tidak jauh beda dan mengikuti standar karya tulis ilmiah yang sesuai. Dengan mengetahui susunan serta contoh mini riset, tentunya ini akan lebih memudahkan bagi mahasiswa dalam proses penggarapan mini riset. Untuk melihat secara lengkap bagaimana contoh mini riset yang baik dan benar, yuk simak penjelasannya di bawah ini. Bagian-Bagian dan Contoh Mini Riset Mini riset secara umum terdiri dari lima bab yang dimulai dari pendahuluan dan diakhiri dengan kesimpulan. Disamping itu, ada pula daftar pustaka yang perlu dicantumkan untuk menunjukkan beberapa sumber yang digunakan dalam pembuatan mini riset. Perlu Sobat Pintar ketahui, jika bentuk mini riset yang dicantumkan berikut hanyalah bersifat contoh. Nah, untuk contoh mini riset yang akan disajikan berikut mencoba mengambil judul “Pengaruh Penggunaan Bahasa Gaul terhadap Penggunaan Bahasa Indonesia Baku dikalangan Siswa SMA X.” Bagian Muka Dalam bagian muka, terdapat tiga bagian penting yang harus dicantumkan oleh mahasiswa. Pertama, sampul mini riset yang berisikan judul, nama penulis mini riset, dan instansi yang berkaitan. Kedua, daftar isi yang berisikan semua daftar bab atau isian dalam dalam mini riset tersebut. Ketiga, ada abstrak yang mana berisi ringkasan terkait mini riset. Abstrak ditulis mulai dari 150 hingga 200 kata. Kemudian, ada pula kata pengantar yang dituliskan oleh penulis mini riset. Kata pengantar digunakan sebagai ucapan syukur pada beberapa pihak atas selesainya mini riset tersebut. Baca juga Cara Membuat Kata Pengantar Bab I Pendahuluan Bab 1 dalam mini riset terdiri dari beberapa bagian yaitu latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Contoh mini riset terkait bab 1 ini bisa dilihat lewat penjelasan berikut. Latar Belakang Bahasa adalah unsur vital dan simbol bagi suatu negara atau wilayah dalam suatu negara tersebut. Bahasa memegang peranan penting dalam hubungan sosial dan interaksi dengan masyarakat. Ragam bahasa di dunia pun sangat banyak, bahkan dalam suatu negara bisa memiliki lebih dari sepuluh bahasa. Negara Indonesia dalam hal ini menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi atau bahasa utama. Dengan begitu, bahasa Indonesia telah menjadi identitas bagi bangsa Indonesia di mata negara lainnya. Namun, seiring berkembangnya waktu, pemakaian bahasa Indonesia yang baku dalam kehidupan sehari-hari mulai bergeser. Penggunaan bahasa Indonesia baku sedikit demi sedikit mulai digantikan dengan pemakaian bahasa gaul. Bahasa gaul ini cenderung berkaitan dengan remaja, karena penggunaannya pun sering kali dimulai dan berkembang di kalangan para remaja. Untuk memahami lebih dalam mengenai fenomena dan pengaruh penggunaan bahasa gaul ini, penulis mencoba mencoba mengupas lewat mini riset ini yang diberi judul “Pengaruh Penggunaan Bahasa Gaul terhadap Penggunaan Bahasa Indonesia Baku dikalangan Siswa SMA X.” Rumusan Masalah Berdasarkan dengan latar belakang yang telah dijabarkan sebelumnya, mini riset ini akan mengungkap permasalahan diantaranya 1 Bagaimana penggunaan bahasa gaul di kalangan siswa SMA X; dan 2 Apa dampak penggunaan bahasa gaul terhadap penggunaan bahasa Indonesia yang baku di kalangan siswa SMA X? Tujuan Penelitian Mini riset ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui fenomena dan dampak pergeseran penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar ke bahasa gaul di kalangan siswa SMA X. Manfaat Penelitian Mini riset ini bermanfaat sebagai bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan penggunaan bahasa gaul di lingkungan sekolah maupun perguruan tinggi. Baca juga Cara Membuat Latar Belakang Skripsi yang Benar Bab II Kajian Pustaka Pada bab II, kajian pustaka berisikan tentang teori yang berhubungan dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian. Contoh mini riset untuk bagian bab II bisa Sobat Pintar lihat lewat penjelasan di bawah ini. Bahasa Bahasa menurut KBBI adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang dipakai oleh anggota dalam suatu masyarakat. Bahasa digunakan untuk berinteraksi, bekerja sama, dan mengidentifikasi diri. Komunikasi Komunikasi berfungsi sebagai cara menyampaikan pesan dari pemberi pesan kepada penerima pesan. Tujuannya supaya isi pesan lebih mudah dipahami dan dimengerti. Bab III Metode Penelitian Masuk ke bagian ketiga adalah metode penelitian. Di bagian ini di bahas 2 hal utama yaitu pengumpulan data serta metode yang digunakan. Untuk contoh mini riset terkait metode penelitian, akan dijabarkan lewat penjelasan berikut. Metode Penelitian Mini riset ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode satu ini merupakan metode yang bersifat alamiah dengan melakukan studi terhadap fenomena tertentu. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam mini riset ini adalah wawancara semi terstruktur. Teknik pencatatan dilakukan dengan menggunakan rekaman suara dari ponsel dan dicatat menggunakan catatan kecil. Baca juga Ini Tips Dan Cara Membuat Artikel Untuk Yang Suka Nulis Bab IV Hasil dan Pembahasan Hasil dan pembahasan menjadi bagian dari bab empat dalam mini riset. Bagian ini diketahui jadi bagian yang paling penting dalam penelitian. Berikut adalah contoh mini riset untuk bagian hasil dan pembahasan. Hasil Responden penelitian mengungkapkan jika penggunaan bahasa gaul sudah menjadi suatu kebiasaan. Namun, beberapa menyadari jika kebiasaan ini memiliki dampak pada sulitnya berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar di lingkungan pendidikan. Pembahasan Pengaruh bahasa gaul membuat eksistensi bahasa Indonesia yang baik dan benar semakin menurun. Siswa SMA X menemukan kesulitan saat harus berkomunikasi dengan bahasa baku, sehingga mereka merasa perlu adanya pembiasaan pada penggunaan bahasa Indonesia yang baik. Terutama bahasa Indonesia yang baku sering kali dibutuhkan dalam kegiatan dan lingkungan formal seperti sekolah dan perguruan tinggi. Bab V Kesimpulan dan Saran Kesimpulan dan saran menjadi bagian akhir dalam mini riset. Bagian ini menjadi bagian pamungkas yang kerap dicari oleh para pembaca mini riset. Nah, berikut adalah contoh mini riset bagian kesimpulan dan saran. Kesimpulan Bahasa gaul menjadi bagian dari perkembangan bahasa Indonesia yang cukup mempengaruhi eksistensi bahasa Indonesia yang baik dan benar. Namun, perkembangan bahasa gaul sendiri tak dapat dicegah karena hal ini sudah menjadi bagian dari perkembangan bahasa itu sendiri. Saran Mengingat perkembangan bahasa gaul tidak mampu diberantas begitu saja, maka eksistensi dari bahasa Indonesia yang baku harus ditingkatkan lagi. Baca juga Cara Membuat Footnote di Word, Mudah Tanpa Ribet Nah, demikian untuk contoh mini riset dengan mengambil tema terkait penggunaan bahasa. Membuat mini riset pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan jenis karya ilmiah yang lain. Hanya saja, jumlah halamannya lebih terbatas dengan maksimal 20 halaman saja, mengingat penelitian ini bersifat penelitian kecil. Artikel ini ditulis oleh Kredit Pintar fintech terdaftar dan diawasi OJK yang memberi kemudahan dalam pengajuan pinjaman online bagi seluruh rakyat Indonesia. Ikuti blog Kredit Pintar untuk mendapat informasi, tips bermanfaat, serta promo menarik lainnya.
2Tujuan Literature Review Dibuat. 3 Cara Membuat Literature Review. 3.1 1. Mencari Sumber Untuk Bahan Literature Review atau Studi Pustaka. 3.2 2. Mengevaluasi Isi Dari Sumber-sumber yang Didapat. 3.3 3. Membuat Summary Terhadap Isi Sumber-sumber Tersebut. 3.4 5.
Cover Mini RisetLaporan Mini Riset Hubungan Antara Perkembangan Moral Dengan Perilaku Prososial Pada RemajaDi Ajukan Sebagai Tugas Mata KuliahPendidikan KewarganegaraanDosen Prayetno, Kelompok 31. Nisa Putri Utama Sirait 31531310232. Sarah Triana 31511310433. Vicky Ghaneza 31531310034. Siti Nurhaliza Putri 3153131007Program Studi Pendidikan GeografiFakultas Ilmu SosialUniversitas Negeri MedanMedan2018 Pengantar Mini RisetKATA PENGANTARSegala puji atas segala nikmat yang telah diberikan tuhan kepada kita semua termasuk terselesaikannya Mini Riset ini. Mini Riset ini mengambil judul Hubungan Antara Perkembangan Moral Dengan Perilaku Prososial Pada Remaja, sebagai amanat yang diberikan kepada kami didalam memenuhi tugas Pendidikan penghargaan bagi kami atas diberikannya tugas ini, karena dengan begitu kita dapat mengkaji tentang Hubungan Antara Perkembangan Moral Dengan Perilaku Prososial Pada Remaja, yang pasti akan bermanfaat menambah ilmu dan pengetahuan kita kesempatan ini perkenankan kami mengucapkan terimah kasih yang tak terhingga kepada dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Kewarganegaran yang telah membimbing kami. Begitu pun kami menyadari bahwa laporan Mini Riset ini jauh dari sempurna, untuk sumbang saran maupun masukan sangat kami segala kekurangan tersebut, kami mohon dibukakan pintu maaf seluas-luasnya. Demikian dari kami, semoga segala tujuan baik dengan hadirnya laporan Mini Riset ini dapat ISI KATA PENGANTAR ………………………………………………………………..DAFTAR ISI …………………………………………………………………………BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang ………………………………………………………….……… Rumusan Masalah ……………………………………………………………. Tujuan ………………………………………………………………………….BAB II KAJIAN Landasan Teori …………………………………………………………………..BAB III METODE MINI Rancangan Mini Riset …………………………………………………………. Subjek Mini Riset ……………………………………………………………… Variabel dan Instrumen Mini Riset …………………………………………….. Prosedur dan Analisa Data …………………………………………………….BAB IV HASIL DAN Hasil …………………..………………………………………………………. Pembahasan ……………..……………………………………………………..BAB V KESIMPULAN DAN Kesimpulan …………………...……………………………………………….. Saran …………………………………………………………………………….DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………....LAMPIRAN .……………..………………………………………………………….... iii188913131415161825252627 Bagian Isi Mini Riset BAB Latar Belakang Mini RisetBangsa Indonesia sendiri adalah bangsa dengan budaya luhur yang menjunjung tinggi nilai gotong royong, kerjasama. Hal ini sudah ditanamkan dari orang tua dari jaman dahulu kepada setiap penerusnya. Namun pada kenyataannya semakin hari teknologi dan informasi yang semakin modern membawa perubahan yang besar kepada cara berikir dan berperilaku individu. Remaja Indonesia sebagai penerus budaya bangsa kini telah mengalami pergeseran budaya. Remaja dituntut untuk menghadapi laju ilmu teknologi, pertukaran teknologi yang pesat. Komunikasi yang tidak hanya dapat dilakukan secara langsung, menyebabkan kaburnya batas-batas antar negara dan memunculkan asimilasi antar budaya dan moderniasi budaya pun terjadi. Sullivan Nawai & Lubis, 2007 berpendapat bahwa dalam bangsa yang semakin modern individu cenderung mementingkan dirinya sendiri. Hal tersebut terjadi pada generasi remaja di Indonesia, di dalam kehidupan bermasyarakat remaja kini cenderung menjadi sosok yang sendiri adalah masa yang paling menonjol dari semua karakteristik perkembangan, hal ini dikarenakan masa ini adalah suatu periode transisi dalam rentang kehidupan manusia yang menjembatani masa kanak-kanak dengan dewasa. Fase remaja sering disebut-sebut sebagai fase mencari jati diri, karena remaja sebetulnya tidak memiliki tempat yang jelas, remaja berada diantara anak-anak dan dewasa Ali Muhammad, 2014. Remaja yang mengalami proses pencarian jati diri, mereka membangun relasi dan mencari tahu cara kerja suatu hal Santrock, 2011. Sehinga sebagai remaja, individu harusnya memerlukan kemampuan bersosialisi yang baik khususnya pada remaja Indonesia yang menjunjung tinggi nilai gotong royong. Wentzel, 1997 Santrock, 2011 menuliskan beberapa strategi untuk membangun hubungan yang baik dengan lingkungan, hubungan yang baik tidak muncul dari perilaku individualis melainkan muncul dengan membangun perilaku prososial, jujur dan dapat dipercaya, murah hati, mau berbagi, bekerja sama, dan mudah prososial merupakan salah satu bentuk perilaku yang muncul dalam kontak sosial. Watson 1998272 mendefinisikan perilaku prososial sebagai suatu tindakan yang memiliki konsekuensi positif bagi orang, tindakan menolong sepenuhnya yang dimotivasi oleh kepentingan sendiri tanpa mengharapkan sesuatu untuk dirinya. Tindakan prososial menuntut pengorbanan tinggi dari si pelaku dan bersifat sukarela atau lebih ditunjukkan untuk menguntungkan orang lain daripada untuk mendapatkan imbalan materi. Perilaku prososial juga sangat penting untuk membangun persahabatan pada remaja yang cenderung menghabiskan waktu dengan lingkungan dan teman sebayanya, karena pada masa remaja hubungan persahabatan sangatlah penting dalam pemenuhan kebutuhan sosial Santrock, 2011.Namun fakta dilapangan menunjukkan perilaku prososial pada remajan Indonesia justru mengalami penurunan dari tahun ketahun. Menurut Mini Riset Hamidah Savitri, 2014 melakukan Mini Riset mengenai perilaku prososial di tujuh daerah di kota Jawa Timur, menunjukkan adanya indikasi penurunan kepedulian sosial dan kepekaan terhadap orang lain, hal ini banyak terjadi pada remaja yang nampak lebih mementingkan diri sendiri dan keberhasilannya tanpa mempertimbangkan keadaan orang lain di sekitarnya. Mini Riset Savitri 2014 juga menunjukkan bahwa remaja kota yang lebih modern cenderung rendah perilaku prososialnya di bandingkan dengan remaja di desa. Remaja desa memiliki nilai yang lebih tinggi di semua aspek perilaku prososial yaitu simpati, kerjasama, berderma, menolong, altruisme. Dan pada kenyataannya remaja kota kini menjadi individu yang lebih Riset Hasanah Nur dan Kumalasari 2015 mengenai penggunaan handphone dan hubungan teman pada perilaku prososial siswa SMP Muhammadiyah Luwuk, menjelaskan bahwa banyak siswa kini yang tidak takut lagi melakukan pelanggaran disekolah, selain itu beberapa orang dari subjek yang memiliki smartphone mengakui bahwa mereka lebih memilih asik berkomunikasi dengan teman dunia mayanya dan sibuk dengan gadget daripada berkomunikasi secara langsung dengan teman yang ada di saat itu. Dengan keadaan yang demikian komunikasi antar muka subjek menjadi menurun, dan lebih mementingkan diri sendiri. Jadi tidaklah heran ketika sekarang nilai-nilai kesetiakawanan, pengabdian, dan tolong menolong mengalami penurunan yang berdampak pada perwujudan kepentingan diri sendiri atau egois dan rasa individualis. Individu akan mempertimbangkan keuntungan dan kerugian dalam setiap tindakan menolong orang lain, banyaknya pertimbangan mengenai diri sendiri justru membuat individu enggan menolong. Perwitasari 2010 melakukan Mini Riset mengenai prososial pada remaja, hasil Mini Riset menyimpulkan bahwa remaja mengalami penurunan kepedulian sosial dan kepekaan terhadap orang lain dan lingkungan. Remaja lebih mementingkan diri sendiri dan keberhasilannya tanpa banyak mempertimbangkan keadaan orang lain di satu bukti penurunan kepedulian sosial remaja dilansir oleh Hardoko E 2015, kasus bullying SMP negeri di kota Binjai, seorang siswi mengunggah sebuah video kekerasan yang dilakukannya kepada teman sekolahnya. Di dalam video yang berdurasi 5 menit 46 detik tersebut terlihat bagaimana siswi tersebut tengah memukul, menendang dan menampar sambil mengucapkan kata-kata kasar untuk si korban. Dalam video tersebut juga terlihat teman sekolahnya yang lewat tapi justru bersikap acuh tak acuh pada kejadian tersebut. Selain itu berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh Cahyaningro 2015 di SMK Taman Sukoharjo, dari 30 siswa hampir sebagian siswa menunjukkan adanya gejala penurunan perilaku prososial. Berdasarkan data catatak BK Taman Siswa Sukoharjo, dari tahun ketahun catatan perilaku antisosial siswa terus meningkat, 2011 tercatat 25% siswa berperilaku antisosial, 2012 naik menjadi 30% siswa yang berperilaku antisosial, hingga yang terakhir 2013 terdapat sekitar 34% siswa yang berperilaku prososial sendiri umumnya didapat dari hasil belajar. Remaja mempelajari tingkah laku dan norma dari orang dewasa lainnya. Perilaku prososial yang baik yaitu tindakan menolong yang menguntungkan orang lain tanpa harus menyediakan suatu keuntungan langsung pada orang yang melakukan tindakan tersebut, dan bahkan terkadang melibatkan suatu resiko bagi orang yang menolong Baron dan Byrne, 2005. Secara umum perilaku prososial dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor situasional yang meliputi karakteristik dari individu yang membutuhkan pertolongan, tekanan waktu, sedangkan faktor personal meliputi emosi, perasaan, empati, trait-trait kepribadian, mood dan juga norma-norma yang berlaku Myers, 2010. Mussen 1980 menyatakan bahwa 37 % persen pengaruh perilaku prososial berasal dari norma kepercayaan. Jadi penghayatan seseorang mengenai norma kepercayaan yang ada di lingkungannya akan menentukan bagaimana perilaku Eisenberg dan Mussen 1989 perkembangan moral mempengaruhi kecenderungan hati seseorang untuk bertindak secara prososial. Saat memasuki masa remaja, individu diharapkan dapat mengganti konsep moral yang berlaku dimasa kanak-kanak dengan perinsip moral yang berlaku umum dan merumuskan kode-kode moral yang berfungsi bagi pedoman perilakunya. Remaja harus dapat mengendalikan perilakunya sendiri, yang sebelumnya menjadi tanggung jawab orang tua dan guru. Kohlberg Berk, 2013 memngemukakan bahwa pemikir moral yang sudah matang menyadari bahwa bersikap menurut keyakinan mereka adalah sangat penting untuk memelihara tatanan dunia sosial yang adil. Senada dengan gagasan ini diharapkan remaja di tahap yang lebih tinggi dapat mempertimbangkan semua kemungkinan untuk menyelesaikan masalah juga mempertanggung jawabkannya dalam berbagai sudut pandang. Remaja diharapkan dapat melakukan tindakan prososial dengan membantu, berbagi, dan membela ketidakadilan Carlo, dkk dalam Berk, 2013.Perkembangan moral didefinisikan sebagai penalaran terhadap nilai, penilaian sosial dan juga penilaian terhadap kewajiban yang mengikat individu dalam melakukan sebuah tindakan Kohlbeg, 1995. Kohlberg 1995 membagi tingkat perkembangan moral menjadi tiga, yaitu pra-konvensional, konvensioal dan pasca-konvensional. Tahap pra-konvensioal menunjukan bahwa norma, aturan atau harapan dari masyarakat belum di pahami sebenarnya oleh idividu. Tingkat konvensioanal berarti individu sudah mampu memahami norma dan aturan sesuai dengan harapan masyarakat, guru, orangtua, tokoh masyarakat, dll. Pasca konvensional berarti individu dapat memahami norma, aturan, serta harapan masyarakat berdasar prinsip moral yang mendasarinya dan sudah mampu membuat keputusan moral dengan mengutamakan prinsip moral yang dianutnya. Dalam praktiknya perkembangan moral dapat dijadikan prediktor terhadap dilakukannya tindakan tertentu pada situasi yang melibatkan moral Kohlberg, 1995. Jadi perkembangan moral bukan hanya sebatas prinsip baik atau buruk tetapi juga upaya seseorang berpikir dan menimbang hingga sampai pada pengambilan keputusan untuk suatu norma kepercayaan dapat mendorong seseorang untuk berlaku adil dan mewujudkan keseimbangan didalam hidup. Sedangkan untuk memahami dan menghayati norma kepercayaan seseorang harus memiliki perkembangan moral yang baik. Sehingga bila disimpulkan bisa jadi salah satu faktor penyebab penurunan perilaku prososial pada remaja kini adalah adanya dekadensi moral. Sesuai dengan pendapat Desmita 2009, bahwa perkembangan moral sangat penting bagi remaja, terutama sebagai pedoman menemukan identitas dirinya, mengembangkan hubungan personal yang harmonis, dan menghindari konflik peran yang selalu terjadi dalam masa transisi. Sarwono 2012, menjelaskan bahwa moral dan religiusitas bisa mengendalikan tingkah laku anak yang beranjak dewasa agar tidak melakukan hal-hal yang merugikan atau bertentangan dengan kehendak atau pandangan masyarakat. Mini Riset tentang perkembangan moral pun sudah pernah dilakukan sebelumnya dan hasilnya menunjukkan perkembangan moral memiliki hubungan yang positif dengan perilaku pokok permasalahan yang sudah dipaparkan peneliti tertarik untuk mencari tau apakah ada hubungan yang signifikan antara perilaku prososial pada remaja dengan tingkat perkembangan perkembangan moralnya. Dimana hubungan yang dimaksut oleh peneliti adalah hubunganh positif yaitu semakin tinggi tingkat perkembangan moral maka semakin tinggi pula perilaku prososial pada remaja. Sedangkan sebaliknya ketika tingkat perkembangan moral semakin rendah makan perilaku prososial juga rendah. Dalam Mini Riset ini peneliti mengambil subjek dengan rentang usia yang lebih besar dari peneliti sebelumnya sehingga data yang didapatkan akan lebih bervariasi Mini Riset ini diharapkan dapat menambah wawasan, juga memberikan manfaat teoritis tentang hubungan perkembangan moral dengan perilaku prososial yang dapat digunakan untuk pertimbangan Mini Riset Rumusan Masalah Mini RisetRumusan masalah pada Mini Riset ini yaitu 1. Bagaimana hubungan antara perkembangan moral dengan perilaku prososial pada remaja ? Tujuan Mini RisetAdapun yang menjadi tujuan dalam Mini Riset ini adalah 1. Mengetahui hubungan antara perkembangan moral dengan perilaku prososial pada remaja. BAB IIKAJIAN Landasan Teori1. Perilaku PrososialStaub Baron &Byrne, 1994, Perilaku prososial dapat dimengerti sebagai perilaku yang menguntungkan penerima, tetapi tidak memiliki keuntungan yang jelas bagi pelakunya. William Faturochman, 2006 membatasi perilaku prososial secara lebih rinci sebagai perilaku yang memiliki intens untuk mengubah keadaan fisik atau psikologis penerima bantuan kurang baik menjadi lebih baik, dalam arti secara material maupun prososial mencakup tindakan-tindakan sharing membagi memiliki pengertian dimana individu yang memiliki kecukupan membagi kelebihannya baik materi maupun ilmu pengetahuan, Bekerja sama adalah suatu perilaku yang sengaja dilakukan sekelompok orang maupun organisasi untuk mewujudkan cita-cita bersama, helping menolong yaitu suatu bentuk tindakan sukarela tanpa memperdulikan untung maupun rugi, honesty kejujuran adalah bentuk perilaku yang ditunjukkan dengan perkataan yang sesuai dengan keadaan dan tidak menambahkan suatu kenyataan yang ada, generosity kedermawanan merupakan suatu perilaku dermawan yang menunjukkan rasa prikemanusiaan, serta mempertimbangkan hak dan kesejahteraan orang lain dimana hak dan kewajiban merupakan hak asasi setiap manusia. Eisenberg &Mussen, 1989. Sears dkk. 1994, berpendapat perilaku prososial adalah tindakan menolong yang sepenuhnya dimotivasi oleh kepentingan sendiri tanpa mengharapkan sesuatu untuk diri si penolong itu sendiri. Perilaku prososial merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari Sears dkk., 1994 . Bila disimpulkan perilaku sosial adah sikap mementingkan kepentingan orang lain, dan sikap menguntungkan yang dilakukan individu untuk orang lain tanpa mempertimbangkan kepentingan pribadi. Hudaniah & Dayakisni 2009 menuliskan tiga indikator perilaku prososial 1. Tindakan itu berakhir pada dirinya dan tidak menuntut keuntungan pada pihak pelaku, 2. Tindakan itu dilahirkan secara sukarela, 3. Tindakan itu menghasilkan banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya perilaku prososial di dalam masyarakat, antara lain seperti yang diungkapkan oleh Sears dkk 1994 a Faktor situasi yaitu meliputi kehadiran orang lain, kondisi lingkungan dan tekanan waktu. Kehadiran seseorang kadang-kadang dapat menghambat usaha untuk menolong semakin banyak orang semakin memungkinnya terjadinya penyebaran tanggung jawab. b Faktor karakteristik penolong, kepribadian setiap individu berbeda-beda, kebutuhan tersebut akan memberi corak yang berbeda dan bisa menjadi motivasi individu untuk memberikan bantuan. Selain kepribadian, rasa bersalah yang merupakan perasaan gelisah yang timbul bila ketika individu melakukan kesalahan juga dapat menjadi pendorong untuk melakukan tindakan menurut Dayakisni dan Hudaniah 2009 faktor-faktor pengaruh tindakan prososial adalah 1 Self-again, harapan seseorang untuk memperoleh atau menghindari sesuatu, misalnya ingin mendapatkan pengakuan, pujian atau takut dikucilkan. 2 Personal values and norms, adanya nilai-nilai dan norma sosial yang diinternalisasikan oleh individu selama mengalami sosialisasi dan sebagian nilai-nilai serta norma tersebut berkaitan dengan tindakan prososial, seperti berkewajiban menegakkan kebenaran dan keadilan serta adanya norma timbale balik. 3 Empathy, kemampuan seseorang untuk ikut merasakan perasaan atau pengalaman orang Perkembangan MoralSuseno Muryono, 2009 mendefinisikan moral sebagai keyakinan mengenai apa yang baik dan apa yang buruk serta keyakinan akan norma-norma kelakuan manusia untuk menentukan apakah suatu tindakan atau sikap itu benar atau salah. Helden dan Richardas, 1971 Hurlock, 1980 berpendapat bahwa moral adalah suatu kepekaan dalam pikiran, perasaan, dan 2011 menilai perkembangan moral sebagai perkembangan yang berkaitan dengan aturan dan konvensi mengenai apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia dalam interaksinya dengan orang lain. Kohlberg Hurlock,1980 mengemukakan teori perkembangan moral berdasarkan teori Piaget, yaitu dengan pendekatan arginismik melaluitahap-tahap perkembangan yang memiliki urutan pasti dan berlaku secara universal. Selain itu Kohlberg juga menyelidiki struktur proses berpikir yang mendasari perilaku moral moral behavior. Tahapan perkembangan moral adalah ukuran dari tinggi dan rendahnya perkembangan moral seseorang berdasarkan perkembangan moralnya seperti yang diungkapkan lawrance Kohlberg Hurlock, 1980. Teori ini berpandangan bahwa perkembangan moral, yang merupakan dasar dari etis, mempunyai enam tahapan perkembangan yang dapat teridentifikasi. Ia mengikuti perkembangan dari keputusan moral seiring penambahan usia yang semula diteliti Piaget, yang menyatakan bahwa logika dan moralitas berkembang melalui tahapan-tahapan konstruktif. Kohlberg menggunakan cerita-cerita tentang dilema moral dalam Mini Risetnya, dan ia tertarik pada bagaimana orang-orang akan level perkembangan moral menurut Kohlberg Hurlock, 1980 1. Moralitas prakonvasional, Tahap orientasi hukuman dan kepatuhan, pada tahap ini anak-anak cenderung patuh terhadap aturan untuk menghindari sebuah hukuman selanjutnya tahap orientasi relativis instrumental, yaitu menyesuaikan diri confirm untuk mendapatkan ganjaran, kebaikannya diharapkan mendapat balasan kebaikan juga. Level ini ditemukan pada anak-anak prasekolah, sebagian besar anak-anak SD, sejumlah siswa SMP, dan beberapa siswa SMU dan tahap selanjutnya saling memberi dan menerima, 2. Moralitas konvensioanal, ditemukan pada sejumlah siswa SMP, dan banyak siswa SMU. Pada tahap ini anak memiliki orientasi manis yaitu, menyesuaikan diri untuk menghindari ketidaksetujuan, ketidaksenangan orang lain. Selanjutnya orientasi hukuman dan ketertiban, yaitu tahap menyesuaikan diri untuk menghindari penilaian oleh otoritas resmi dan rasa bersalah, tahap orientasi hukuman ini biasanya hanya muncul ketika sudah memsuki usia-usia SMU, konvensional, jarang muncul sebelum masa kuliah, pada level ini seseorang memiliki orientasi sosial legalistic, yaitu menyesuaikan diri untuk memelihara rasa hormat dari orang dan menjaga hubungan kesejahteraan masyarakat. Orientasi prinsip etika universal, yaitu tahapan paling tinggi tercapai ketika seseorang dapat menyesuaikan diri secara menyeluruh di segala aspek kehidupan untuk menghindari hukuman atas diri sendiri3. Hubungan Perilaku Prososial dan Perkembangan MoralPerilaku prososial perilaku yang mencakup tindakan membagi, menolong, jujur, dermawan dan mempertimbangkan hak dan kesejahteraan orang lain Eisenberg dan Mussen, 1989. Perilaku prososial besar manfaatnya untuk menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif. Beberapa faktor eksternal dan internal akan mempengaruhi munculnya perilaku prososial. Faktor eksternal seperti kondisi lingkungan, kehadiran orang lain, dan desakan waktu. Sedangkan faktor internal meliputi self esteem juga norma-norma Eisenberg, 2006. Berkowitz, 1972; Schwartz 1975 Hurlock, 1980, mendefinisikan norma sebagai tanggung jawab sosial meyakinkan individu untuk berbuat baik bagi Hurlock,1980 menjelaskan kesadaran akan norma berdasarkan pada pendekatan kognitif sebagai tahap perkembangan moral. Perkembangan moral Kohlberg selalu menjelaskan bagaimana seseorang mengerti akan tanggung jawabnya terhadap lingkungan sosialnya dan bagaimana cara pandang tindakan yang seharusnya diambil dalam mengatasi masalah sosial yang berhubungan dengan lingkungan dan norma-norma sosial, karena inti dari prinsip moral sendiri adalah keadilan. Individu dituntut untuk jujur, menghargai dan memperhatikan hak-hak pribadi tiap individu. Tahap perkembangan moral menunjukkan cara individu untuk berfikir, termasuk konsistensi penalarannya. Tahap-tahap perkembangan moral bersifat universal, yang artinya setiap individu akan melalui urutan tahap yang sama namun berbeda dalam hal kecepatan dan sejauh mana tahap dapat kasus, sebut saja A, ia melihat kecelakaan dijalan dan memiliki pilihan yaitu memberi pertolongan orang tersebut atau tidak memeberi pertolongan ketika perkembangan moral A berada pada tahap pasca konvensional sebagai individu yang sangat menjunjung tinggi konsep kemanusiaan A percaya bahwa perbuatan menolong itu baik dan akan merasa bersalah ketika tidak membantu karena A yakin bahwa meninggalkan orang yang kesulitan adalah hal yang tidak baik sehingga akan besar kemungkinan bagi A utuk memutuskan menolong korban kecelakaan,. Kemungkinan menolong akan menjadi berbeda tahap perkembangan A masih dalam tahap perkembangan moral pra konvensional yang orientasi perilakunya berdasarkan hukum timbal balik sosial, ketika menolong orang kecelakaan dianggapnya tidak memiliki unsur timbal balik maka kemungkinan menolongnya akan menjadi lebih kecil. Jadi, bisa diasumsikan perilaku prososial seseorang akan berbeda-beda sesuai dengan tahap perkembangan moralnya. Berdasarkan teori Kohlberg, ada 3 Level dengan 6 tahapan perkembangan moral 1 Tahap 1 adalah tahap orientasi hukuman, pada tahap ini perilaku moral muncul karena rasa takut akan hukuman, 2 Tahap 2 adalah tahap orientasi hedonistis, pada tahap ini perilaku moral muncul sebagai harapan adanya timbal balik, 3 Tahap 3 adalah tahap orientasi anak manis, pada tahap ini perilaku moral muncul bergantung pada tingkatan kelekatan individu dengan lingkungannya, 4 Tahap 4, adalah orientasi hukum dan kewajiban, pada tahap ini perilaku moral muncul dalam upaya menaati hukum dan aturan sosial, 5 Tahap 5, yaitu tahap penyesuaian diri untuk memelihara kesejahteraan masyarakat, 6 Tahap 6 adalah tahap orientasi suara hati, perilaku moral muncul sebagai perinsip untuk menjunjung tinggi aspek kemanusiaan, dan rasa bertanggung jawab untuk menjaga keseimbangan seluruh aspek dalam IIIMETODOLOGI MINI Rancangan Mini RisetMini Riset ini dilakukan dengan metode kuantitatif karena gejala-gejala hasil Mini Riset berwujud data, diukur dan dikonversikan dahulu dalam bentuk angka-angka atau dikuantitatifkan dan dianalisis dengan teknik statistik. Jenis Mini Riset ini adalah Mini Riset korelasi karena peneliti ingin mengetahui hubungan antara dua data yaitu perkembangan moral dan perilaku Subjek Mini RisetPopulasi subjek Mini Riset adalah individu dengan jenjang usia berkisar 15-19 tahun setingkat dengan siswa SMP kelas 3, SMA dan Mahasiswa tingkat awal, seusai dengan teori perkembangan Santrock masa remaja dimulai dari usia 11 dan berakhir di usia 20 tahun yang berada di kota Malang. Subjek Mini Riset berjumlah 250 orang. sesuai dengan teori dari Roscoe, 1995 Sekaran, 2006 bahwa ukuran sample dapat dikatakan reliable dengan jumlah sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500. Sample diambil secara insidental, artinya peneliti mengambil data dimanapun ketika bertemu dengan subjek yang sesuai dengan Variabel dan Instrumen Mini RisetMini Riset ini memiliki dua variabel Mini x adalah perkembangan moral yaitu nilai, penilaian sosial, dan juga penilaian terhadap kewajiban yang mengikat individu dalam melakukan suatu tindakan. Sedangkan variabel y adalah perilaku prososial yaitu, segala bentuk perilaku yang mencakup tindakan-tindakan sharing membagi, helping menolong, honesty kejujuran, generosity kedermawanan, serta mempertimbangkan hak dan kesejahteraan oranglain Eisenberg &Mussen, 1989Untuk mengukur perilaku prososial peneliti menggunakan skala prososial berdasar teori Eisenberg faturochman, 2006 yang telah di try out oleh Novyta 2014 dengan aspek berbagi, menolong, menyumbang, kejujuran, kedermawanan, dan mempertimbangkan hak dan kesejahteraan orang lain. Adapun indeks validitas dari skala perilaku prososial sebesar 0,323-0,708 dengan reabilitas sebesar 0,855Tabel 1. Blue Print Skala Prososial No Aspek Favorable Unfavorable Jumlah 1. Sharing membagi 1,2,3 5,6,7 6 2. Helping menolong 4,8,9 11,12,13 6 3. Generosity kedermawanan 10,14,15 17,18,19 6 4. Cooperative kerjasama 16,20,21 22,23,24 6 5. Honesty 25,26,27 29,30,31 6 6. Mempertimbangkan hak dan 28,32,33 34,35,36 6 kewajiban orang lain Total 18 18 36 Sedangkan untuk mengukur tingkat perkembangan moral peneliti menggunakan skala Difining Issues Test adaptasi dari Kohlberg. Angket ini pada dilema-dilema moral tahap perkembangan moral yang dicetuskan oleh Kohlberg. Prosedur skoring adalah sebagai berikut 1 Setiap pertanyaan dalam angket dilema moral diperlakukan sebagai 1 butir aitem, 2 Tiap butir aitem akan diberi nilai antara 1 - 6 berdasarkan 6 tahapan perkembangan moral menurut Kohlberg 1995 81, Nilai 1 apabila jawaban siswa mengandung unsur kepatuhan atau menghindari hukuman. Akibat-akibat fisik dan tindakan menentukan baik atau buruk tindakan ini. Nilai 2 apabila jawaban siswa mengandung unsur timbal balik, bukan masalah kesetiaan, rasa terimakasih, atau rasa adil. Nilai 3 apabila jawaban siswa mengandung unsurunsur agar diterima lingkungan dengan bersikap “baik” atau “manis”. Nilai 4 apabila jawaban siswa mengandung unsur melaksanakan kewajiban, hormat pada otoritas, atau memelihara ketertiban sosial yang ada demi ketertiban itu sendiri. Nilai 5 apabila jawaban siswa mengandung unsur kesadaran yang jelas bahwa nilai-nilai dan pendapat pribadi itu relatif, maka perlu adanya peraturan untuk mencapai konsensus atau persetujuan bersama. Tindakan benar cenderung dimengerti dari segi hak-hak manusia yang umum dan disetujui masyarakat. Nilai 6 apabila jawaban siswa mengandung unsur atau prinsip abstrak, etis, dan universal mengenai keadilan, kesamaan hak asasi manusia, dan penghormatan kepada martabat manusia sebagai pribadi. Tindakan benar diartikan sesuai dengan suara hati, sesuai prinsip-prinsip etika yang dipilih sendiri, berpedoman pada universalitas dan 2. Indeks Validitas Instrumen Setelah Try Out Instrument Jumlah Item Disajikan Jumlah Item Indeks Valid Validita Skala Prososial 36 Item 33 Item 0,202-0,652 Skala Perkembangan 5 Item 5 Item 0,191-0,516 Moral Berdasarkan hasil try out yang dilakukan peneliti memperoleh indeks validitas 0,202-0,652 untuk skala prososia. Dari 36 item yang diujikan 33 item dinyatakan valid dan 3 sisanya dinyatakan gugur. Sedangkan indeks validitas skala perkembangan moral berkisar 0,191-0,516 tanpa item 3. Indeks Realibilitas Instrumen Mini Riset Instrument Cronbach’s Alpha Skala Prososial 0,866 Skala Perkembangan 0,544 Moral Berdasarkan table diatas maka dapat disimpulkan bahwa instrument yang dipakai dalam Mini Riset ini adalah reliable pada kategori sedang. Sesuai dengan kategori koefisien dari Gulford 1956 dimana nilai Cronbach’s Alpha 0,40 – 0,60 memiliki reliabilitas Prosedur dan Analisa DataProsedur Mini Riset ini terdiri dari 3 tahap yaitu persiapan, pelaksanaan dan analisa. Pada tahap persiapan peneliti terlebih dahulu menentukan jumlah subjek dan criteria subjek Mini Riset, serta menyiapkan alat ukur yang akan digunakan dalam Mini Riset. Peneliti terlebih dahulu melakukan bimbingan untuk proses adaptasi alat ukur yang akan digunakan. Setelah kedua alat ukur disetujui oleh dosen pembimbing, try out dilaksanaka. Setelah data terkumpul maka peneliti malakukan analisis validitas dan reliabilitas item uji reliabilitas dan validitas dilakukan maka diketahui item yang harus gugur dan tetap bertahan sebagai alat ukur. Pada tahap penyebaran skala, jumlah subjek yang ditentukan untuk Mini Riset ini adalah 250 remaja berusia 15-19 tahun. Dalam pengambilan subjek Mini Riset, peneliti meminta bantuan kepada saudara yang masih berada di bangku SMA untuk mengambil data remaja yang perkiraan usianya 17-18 tahun. Untuk remaja setingkat SMP dan Mahasiswa peneliti terjun langsung ke lapangan untuk pengambilan datanya. Alat ukur yang disebarkan berupa 2 skala yang berbentuk skala likert, jadi setiap satu subjek Mini Riset akan mengisi 2 skala sekaligus. Setelah data terkumpul sesuai dengan kuota yang ditentukan, peneliti melakukan scoring dan input data dan melakukan analisis data dengan program SPSS. Peneliti menggunakan analisa korelasi product moment dari Pearson untuk mengetahui apakah ada hubungan antara tingkat perkembangan moral dengan perilaku IVHASIL DAN Hasil Dari data yang diperoleh dalam Mini Riset ini dilakukan analisis data dengan menggunakan korelasi product momen dari Karl Pearson. Subjek dalam Mini Riset ini adalah remaja berusia 15-19 4. Deskripsi Subjek Berdasarkan Usia Usia Jumlah Presentase 15 – 16 Tahun 123 49,2 17 – 20 Tahun 127 Total 250 100 Beradasarkan table 4 maka dapat diuraikan bahwa subjek yang memiliki usia 15 tahun yaitu sebanyak 89 responden dengan presentasi 35,6%, 16 tahun 34 responden 13,6%, 17 tahun sebanyak 39 responden 15,6%, 18 tahun 37 responden 14,8% dan 19 tahun sebanyak 51 responden dengan presentase 20,4%.Tabel 5. Deskripsi Subjek Berdasarkan Perkembangan Moral Tahap Jumlah Presentase 1 17 2 35 3 57 4 89 5 48 6 4 Total 250 100 Bila dilihat dari skor subjek tingkat perkembangan moral dari 250 subjek yang diteliti diketahui ada 17 subjek berada pada tahap perkembangan tingkat 1, 35 subjek berada pada tahap perkembangan moral tingkat 2, 57 subjek 22, 8% berada pada tahap perkembangan moral tingkat 3, sedangkan di tahap 4 ada 89 subjek 35,6%, sisanya sebanyak 56 subjek berada di tahap 5 dan 6 dengan presentase 19,2% ditahap 5 dan 1,6% berada pada tahap 6. Deskripsi Subjek Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahap Tingkat Pendidikan Total Mahasiswa SMA SMP 1 0 8 9 17 2 3 18 14 35 3 12 27 18 57 4 22 40 27 89 5 13 12 23 48 6 1 2 1 4 Total 51 107 92 250 Dapat dilihat dari data subjek banyak subjek berada pada tingkat perkembangan moral 3, 4, dan 5. Bila dilihat subjek Mahasiswa, SMA, dan SMP paling banyak berada pada tahap perkembangan moral 4, dan paling sedikit berada pada tahap perkembangan moral Pembahasan Dari hasil analisis data menggunakan uji korelasi product moment dari Karl Pearson dapat ditarik kesimpulan bahwa Tahap perkembangan moral seseorang memiliki hubungan dengan perilaku prososialnya. Hasil uji korelasi dapat dilihat pada table berikut ini Tabel 7. Hasil Analisis Hubungan Tingkat Perkembangan Moral Dengan Perilaku Prososial Pada Remaja. r hitung r2 Sig. Keterangan Kesimpulan 0,822 0,675 0,000 Sig. < 0,05 Hubungan signifikan Berdasarkan hasil analisis data menggunakan metode Correlation Product Moment maka dapat diketahui bahwa nilai r hitung yang diperoleh sebesar 0,822 dengan signifikansi 0,000 atau < 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara tingkat perkembangan moral dengan perilaku prososial remaja. Semakin tinggi tingkat perkembangan moral pada remaja maka perilaku prososial yang muncul juga akan semakin hasil Mini Riset diketahui bahwa perkembangan moral memiliki nilai sig 0,000 p 0,001 yang berarti perkembangan moral memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku prososial pada remaja. Hasil Mini Riset menunjukkan bahwa arah hubungan perkembangan moral dengan perilaku prososial adalah positif. Hal ini bererti ketika remaja memiliki perkembangan moral yang tinggi maka perilaku prososialnya juga akan semakin meningkat. Sebaliknya ketika remaja memiliki perkembangan moral yang rendah, maka perilaku prososialnya juga akan semakin rendah. Hal yang sama dijelaskan oleh Mini Riset Farid & Perwitasari 2011 bahwa perkembangan moral, kecerdasan emosi, religiusitas dan pola asuh orang tua otoritatif memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku prososial. Jadi dapat disimpulkan bahwa benar perkembangan moral memiliki hubungan dengan perilaku adalah masa transisi yang dipenuhi dengan proses perubahan, dari perubahan fisik sampai perubahan psikologis. Masa remaja dikenal sebagai masa yang amat beresiko. Sebagian remaja bisa jadi sulit menangani begitu banyak perubahan yang terjadi dalam satu waktu dan mungkin membutuhkan bantuan. Masa remaja adalah waktu pembentukan masa dewasa, remaja dituntut untuk lebih produktif dan dapat menghadapi masalah besar. Masa remaja dikenal dengan kenakalannya, seperti perkelahian, munculnya sikap antisosial dan berkurangnya sikap prososial. Pada dasarnya sikap prososial sangatlah penting bagi pemenuhan kebutuhan perkembangan sosial remaja, karena dengan berperilaku prososial remaja akan dapat menjalin hubungan positif baik antar individu atau dengan 1997 Santrock, 2011 menjelaskan bahwa perilaku prososial sangat dibutuhkan oleh remaja untuk membangun hubungan yang baik dengan lingkungan. Dalam Mini Riset sebelumnya dikatakan bahwa rata-rata sikap prososial remaja setiap tahunnya mengalami perubahan. Dalam Mini Riset ini tercatat dari 250 anak ada 109 anak yang memiliki skor prososial rendah, sisanya memiliki skor prososial yang seseorang untuk berperilaku prososial akan membuat hubungan antar individu dan masyarakat menjadi negatif, seseorang dengan perilaku prososial dengan sendirinya akan mampu beradaptasi dengan baik. Berbeda dengan seseorang dengan perilaku anti sosial, perilaku anti sosial berakibat pada penerimaan individu di lingkungan sosialnya. Sebenarnya ada banyak faktor yang mendorong seseorang untuk berperilaku prososial salah satunya adalah personal value and norms. Yaitu internalisasi nilai-nilai serta norma dalam diri individu. Ketika seseorang melakukan interaksi sosial maka mereka akan mempelajari nilai-nilai dan norma sosial yang berlaku sebagai tolak ukur antara baik dan buruk. Kemampuan penalaran individu terhadap nilai dan norma sosial tersebut dalam ilmu psikologi digambarkan sebagai perkembangan moral, merupakan pemahaman mengenai benar dan salah. Santrock 2011 menilai perkembangan moral sebagai perkembangan yang berkaitan dengan aturan dan konvensi mengenai apa yang harus dilakukan oleh manusia dalam interaksinya dengan orang lain. Menurut Kohlberg Hurlock, 1980 perkembangan moral menjelaskan bagaimana seseorang mengerti akan tanggung jawabnya terhadap lingkungan sosialnya dimana seseorang dituntut untuk jujur, saling berbagi, saling menolong, yang sejalan dengan konsep prososial. Konsep perkembangan moral mengedepankan kemampuan kognitif untuk menilai suatu perilaku sesuai dengan konsep moral yang berkembang dalam masyarakat. Konsep moral yang dikembangkan oleh Kohlberg lebih menekankan pada alasan yang menjadi dasar seseorang bisa melakukan suatu tindakan Hurlock, 1999. Jadi, sebelum individu memutuskan untuk berbuat sesuatu individu akan memikirkan apakah perilaku tersebut baik dan dapat diterima oleh orang lain atau masa anak-anak individu melakukan penilaian benar atau salah hanya berdasarkan tindakan yang akan mempengaruhi mereka. Artinya seorang anak akan berperilaku baik karena mereka takut akan hukuman yang akan diberikan kepada mereka ketika mereka berbuat buruk. Namun seiring waktu individu akan memahami bahwa mereka mungkin perlu mempertimbangkan kebutuhan – kebutuhan orang lain ketika menentukan mana yang benar dan mana yang salah dalam berperilaku. Dan pada akhirnya mereka akan memahami bahwa benar dan salah perilaku berhubungan dengan sekumpulan standart dan prinsip yang menjelaskan hak-hak manusia, bukan hanya kebutuhan individual. Tidak hanya itu, perkembangan moral juga sangat berkaitan denganpengembangan hati nurani, kemampuan untuk mengadakan empati dan kemampuan diri bersalah faktor-faktor afektif ikut berperan dalam perkembangan dilihat dari penjelasan diatas maka sangat mungkin bila perkembangan moral memiliki hubungan dengan munculnya perilaku prososial. Semakin tinggi perkembangan moral individu berarti semakin individu tersebut mengerti mana yang baik untuk dilakukan dan mana yang tidak baik atau dalam arti lain individu dapat menginternalisasi nilai dan norma sosial dengan baik dan semakin tinggi perkembangan moral individu maka semakin luas tolak ukur dalam pengambilan keputusan baik dan buruk. Bila di masa anak-anak tolak ukur penentuan baik dan buruk hanya berpatokan kepada tindakan yang mempengaruhi mereka maka seiring dengan waktu individu akan belajar bahwa kepentingan orang lain dan lingkungan sosial juga berpengaruh dalam pengambilan keputusan. Selain itu ketika perkembangan moral juga diiringi dengan perkembangan kemampuan untuk mengadakan empati dan kemampuan mengadakan rasa bersalah. Karena itu dalam diri hal ini perkembangan moral dapat mendorong individu untuk melakukan tindakan prososial. Hal ini selaras dengan hasil Mini Riset ini yaitu adanya hubungan yang positif antara perkembangan moral dengan perilaku prososial pada remaja. Hasil Mini Riset ini didukung oleh Mini Riset Dewi 2014 melakukan Mini Riset mengenai pengaruh kegiatan ekstrakulikuler kepramukaan terhadap perilaku prososial. Hasil Mini Riset menjelaskan bahwa kegiatan pramuka yang merupakan kegiatan diluar kelas dalam rangka memperluas pengetahuan, meningkatkan keterampilan, dan menginternalisasi nilai-nilai dan aturan-aturan sosial baik nasional maupun global dapat meningkatkan perilaku prososial remaja di SMP Cerdas Murni. Seperti yang diketahui kegiatan pramuka adalah salah satu wadah pembelajaran moral pada Mini Riset ini ditemukan bahwa sebagian besar remaja memiliki rata-rata perilaku prososial yang tinggi. Tercatat 56, 4% remaja memiliki nilai perilaku prososial diatas rata-rata. Selaras dengan nilai perilaku prososial yang tinggi nilai perkembangan moral remaja juga tinggi, dapat dilihat dari rata-rata nilai perkembangan moral tercatat 134 atau sekitar 53% anak memiliki nilai diatas rata-rata. Hal ini berarti remaja sudah dapat dengan baik menginternalisasi nilai dan norma sosial yang ada. Keputusan baik dan buruk remaja tidak berpatok lagi kepada tindakan yang akan mempengaruhi mereka, melainkan kepada kebutuhan-kebutuhan orang lain dan pertimbangan hak-hak orang lain serta penerimaan lingkungan sehingga dorongan untuk melakukan tindkan prososial juga tinggi. Diperjelas lagi dengan hasil analisis determinasi dalam Mini Riset ini, diketahui perkembangan moral memiliki sumbangan efektif yang cukup besar dengan nilai koefisien determinasi r2 sebesar yaitu berkisar 67,5% dan 32,5% nya dipengaruhi oleh variabel lain seperti faktor situasional seperti faktor kehadiran orang lain dan tekanan waktu. Keterbatasan yang dialami peneliti dalam proses Mini Riset ini adalah belum adanya standart penilaian norma yang baku pada skala perkembangan moral sehingga proses penilaiannya masih bersifat Kesimpulan Dewi, 2014. Pengaruh ekstrakulikuler kepramukaan terhadap perilaku prososial remaja di smp santa ursula jakarta. Persona, Jurnal Psikologi Indonesia N. 2006. Social, emotional and personality development. 6th edition. Hand book of child N,. & Mussen,. 1989 The roots of prosocial behavior in children. Tag riset pemasaran produk kopi. Riset Pemasaran. Oleh Guru Ekonomi Diposting pada November 1, 2021. Sarjana Ekonomi - Hai sobat lagi dalam artikel kesayangan Anda. Pada pembahasan kali ini, akan membahas mengenai Riset Pemasaran. Cara Membuat Laporan. Cara Membuat Proposal. Cara Membuat Daftar Pustaka. ↑

It has long been held that one of the major of marketing is to generate and maintain brand awareness, this is seen as particularly important in a low-involvement situation where consumers may engage in little active search for information to aid choice. This mini-research presents a global picture of the brand awareness dimensions and how they interact within the context of healthy drinks in Bandung Regency. The findings conclude that the Yakult brand awareness is categorized as relatively high. However, the Yakult should concentrate their efforts primarily on perceived quality and brand loyalty, which have high importance and directly in the construct of brand equity. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada 1 Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada 2 KATA PENGANTAR Sebagai bagian dari rangkaian tugas akhir mahasiswa dalam menempuh studi di Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara UNINUS, mahasiswa diwajibkan melakukan mini riset dengan topic kesadaran merek Yakult, yaitu produk minuman yang dihasilkan oleh PT Yakult Indonesia Persada. Mini riset dilakukan pada bulan Januari-Maret 2019, dan hasilnya dipresentasikan/didiskusikan dengan pihak manajemen di pabrik PT Yakult Indonesia Persada Malang. pada tanggal 13-16 Maret 2019. Tujuan mini riset adalah melatih mahasiswa untuk memahami kompleksitas teori dan konsep secara lebih actual melalui pendekatan riset. Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih sekali kepada pihak manajemen PT Victoria Care Indonesia Semarang. yang telah memfasilitasi dan mendukung program tersebut ini. Demikian, mudah-mudahan laporan ini bermanfaat, seraya berharap semoga kerjasama ini akan terus berlanjut dalam bentuk dan program yang saling memberikan manfaat. Bandung, Maret 2019 Dekan, Koordinator Program AM Ryad Saiful Hak Wahdi Suardi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada 3 TIM RISET MAHASISWA DAN DOSEN PEMBIMBING Dinna Kurniasih; Iis Aisyah; Septi Nugraha; Taufik Hidayat; Banuaji Ismail ; M Imam Rahmat; Suci Maulidya F; Nadya Mariam Sari; Shinta Darris; Opik; Imam Firdaus; Fandri Pranata. Rizky Anggiawan; Satria Dharma; Zulia Meiliana Ulfah; Risnawati Rusady; Isma Siti Nurohmah; Anggi Maryam; Winda Andani; Asep Koswara; Enjang Herdiana; Rizky Mukti Malau; Agnayozha Amanda P; Itsna Ulqiyatur R; Indah Syaidah H; Mitha Mei Komariah. Melinda Andini B; Intan Munibah; Rika Alfia S; Ai Riska A; Yuni Nuraeni; Herdiana Y; Ali Yoga; Dian Hanifan Siti Hodijah; Gunawan K; Reicha Aulia; M Khoerul H; Hendi Santoso; Dede Solihudin. Siti Syarifah M; Pandu Wiragama; Regina S; Sopandi; Ainun Siti F; M Hari Haryadi; Rizal Jamaludin; Ahmad Nasir; Dian Adiani; Rudi Suspurnomo; Yuni Nurfitriani; Witri Fitroh MQA; Chandra; Agus Setiawan; Rifki Anshary E. Nanda; Jumadil Awal; Hassah Nurhasanah; Nika Wirda Y; Agus Setiawan; Fahmi Saeful R; Ramli Ferizal; Sani S; Riri Fauziah; Eva Hardiana; Bayhaqi A; Salim; Riva Adhitya F; Wendi Priyadi. Yongki Ade P; Aprina H; Dian Hanifan S; Beti Haryati; Neli Herlina; M Ilham K; Saepul Hamzah; Herdiawan; Della Triani; Rini Anggraeni; Cici Paramida; Eva Yunita; Ratna Nuri I S; Nurmarih Samawti; Iqbal. Tim analisis data,perumus & Presentasi Pandu Wiragama; Dian Hanifan; Sukma Nugraha; Zaki; Candra; Asep Koswara. Nani Ernawati; Ida Farida Oesman; Yupi Yuliawati;Yulianita Rahayu; A M Ryad Saiful Hak; Fitria Ningrum Sayekti; Farah Latifah Nurfauziah; Jajang Suherman; Arie Soleh Permana; Yoyok Prasetyo; Sri Suharti; Citra Kharisma Utami; Juju Zuchturiatusobah HS; AKM Bambang Suharto Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada 4 ANALISIS KESADARAN MEREK MINUMAN KESEHATAN YAKULT DI KOTA BANDUNG Laporan Mini Riset Mahasiswa 2019 PENDAHULUAN Peta Bisnis Minuman Kesehatan di Indonesia Pertumbuhan penduduk Indonesia tergolong cepat mengakibatkan jumlah penduduk terus bertambah dan diperkirakan mencapai angka 266 juta jiwa pada tahun 2018. Dampaknya yang pasti dirasakan segera adalah meningkatnya kebutuhan komoditas makanan dan minuman. Akibatnya industry makanan dan minuman di Indonesia tumbuh dengan cepat, dan memiliki peran penting dalam menggerakkan perekonomian Indonesia. Peran industri makanan dan minuman bagi perekonomian Indonesia tidak saja memenuhi kebutuhan makanan dan minuman olahan dalam negeri, tetapi juga berperan penting meningkatkan nilai tambah produk primer hasil pertanian. Beberapa indicator makro menunjukkan bahwa kontribusi subsector industry makanan dan minuman sangat penting bagi perekonomian. Sebagai gambaran, berdasarkan PDB lima tahun terakhir 2010-15, rata-rata kontribusi subkategori industry makanan & minuman terhadap perekonomian nasional adalah 5,31 %, atau berada pada urutan ketiga terbesar. Sementara pada periode yang sama, dalam PDB industri pengolahan, rata-rata kontribusi subkategori industry makanan dan minuman mencapai angka 26,5%, atau berarti masih lebih tinggi bila dibandingkan dengan subkategori industry batubara & pengilangan migas 13,6%, industry alat angkut 9,3%, dan industry barang dari logam, barang elektronik, optic computer, dan peralatan listrik 9,3%. Pada triwulan III-2016, kontribusi subkategori industry makanan & minuman terhadap PDB dan Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada 5 kategori industry pengolahan masing-masing adalah 5,99% dan 30,11% gambar 1. Gambar 1 Kontribusi & Pertumbuhan Subkategori Industri Makanan & Minuman di Indonesia Begitu juga dari sisi pertumbuhannya, rata-rata pertumbuhan subkategori industry makanan & minuman pada periode 2011-2015 mencapai angka 8,48%/tahun atau berarti masih lebih tinggi daripada rata-rata pertumbuhan kategori industry pengolahan sebesar 5,02%. Sementara pada kuartal III 2016, pertumbuhannya mencapai 9,82% yoy yang juga lebih tinggi daripada pertumbuhan kategori industry pengolahan sebesar 4,56 % yoy. Kemudian dari struktur permintaan terhadap industry makanan dan minuman, diperkirakan permintaan tertinggi berasal dari sector rumah tangga, yaitu 58,2 persen. Tidak jauh berbeda dengan Data BPS yang menunjukkan selama 10 tahun terakhir, rata-rata pengeluaran/kapita/bulan untuk makanan dan minuman mencapai angka 51% dari total pengeluaran. Juga hasil studi dari AC Nielsen menyebutkan bahwa 48% dari total belanja masyarakat kelas menengah untuk fast moving consumer goods, terutama makanan dan minuman. 5,25 5,24 5,31 5,14 5,32 5,61 5,9923,83 24,08 24,77 24,47 25,32 26,90 30,112010 2011 2012 2013 2014 2015 2016*% terhadap industri pengolahan% terhadap PDB6,176,035,565,024,795,0210,9810,334,079,497,549,820,580,570,230,530,440,592011 2012 2013 2014 2015 2016*% pertumbuhan industri mamin% pertumbuhan PDB% kontribusi thdp pertumbuhan PDB Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada 6 Uraian di atas menggambarkan Industri makanan & minuman berpotensi besar untuk berkembang karena didukung oleh sumber daya alam yang berlimpah dan permintaan domestic yang besar. Salah satu produk makanan dan minuman yang diperkirakan juga meningkat adalah karegori minuman kesehatan. Segmen industri minuman kesehatan meliputi minuman isotonik, minuman siap saji RTD jamu, minuman herbal, minuman kesehatan wanita, dan minuman jahe madu. Penggolongan lainnya yaitu minuman berenergi, minuman isotonik dan susu Pelaku industri minuman untuk kesehatan optimistis bahwa pasar akan terus berkembang seiring peningkatan kesadaran gaya hidup sehat di masyarakat. Misalnya hasil riset Kemenkes mencatat frekuensi konsumsi makanan dan minuman manis lebih dari sekali dalam sehari sebanyak 53,1%. Jumlah tersebut menurun dibandingkan hasil riset pada 2007, yakni sebanyak Badan Penelitian & Pengembangan Kesehatan , 2013. Tren tersebut disambut industri dengan mengeluarkan produk-produk minuman less sugar. Berikutnya Direktur Inovasi Innova Market Insights menilai, industri makanan dan minuman di tingkat ASEAN akan semakin fokus pada produk sehat. Sebab, dibanding dengan negara-negara lain, masyarakat di negara ASEAN lebih mudah terpengaruh dengan isu kesehatan, termasuk dalam tiap produk makanan dan minumannya Pryanka & Murdaningsih, 2018. Kemudian berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar Riskesdas 2018 dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, tercatat bahwa prevalensi stroke naik dari 7% menjadi 10,9%, diabetes mellitus naik dari 6,9% menjadi 8,5%, serta terjadi tren peningkatan proporsi obesitas pada orang dewasa dari 14,8% 2013 menjadi 21,8% 2018. Salah satu cara untuk mengurangi jumlah penderita stroke, diabetes, dan obesitas ini adalah dengan penerapan gaya hidup sehat sejak dini. Tidak hanya olahraga, namun juga diikuti dengan konsumsi minuman kesehatan. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada 7 Meningkatnya animo masyarakat terhadap minuman kesehatan juga erat kaitannya dengan makin hati-hatinya masyarakat terhadap semua produk berbahan baku kimiawi atau sitentis, karena dipersepsikan memiliki side-effect dalam jangka panjang. Minuman kesehatan yang diklaim dibuat dari tumbuh-tumbuhan yang berasal dari alam serta rempah-rempah asli Indonesia, diyakini secara empiris aman, efektif dan tidak berbahaya bagi manusia dan lingkungan. Dengan memanfaatkan semangat back to nature yang sedang mendunia, produsen minuman kesehatan memasarkan produknya dengan meyakinkan konsumen bahwa produk-produknya terbuat dari bahan alami dan proses produksinya tidak merusak kelestarian alam. Uraian di atas menegaskan bahwa persaingan bisnis minuman kesehatan di Indonesia akan terus berlangsung ketat, dan kompetisi antar merek sedang terjadi dan semakin tinggi. Bukan hanya sesama kategori produk namun juga dengan kategori produk lainnya. Belum lagi kalu kita perhitungkan merek-merek impor yang begitu gencar masuk pasar Indonesia. Oleh karenanya untuk memenangkan persaingan tersebut tentu saja strategi membangun merek yang kuat harus menjadi perhatian setiap produsennya. Padahal disisi lain pemilik merek dihadapkan dengan biaya membangun merek yang semakin tinggi, ditambah dengan tuntutan akuntabilitas dalam bentuk return on investment telah menambah kerumitan menentukan ukuran kesuksesan merek baik dilihat dari sisi finansial maupun persepsi konsumen. Tidak dipungkiri, investasi untuk membangun merek sangat besar sehingga para pemilik merek membutuhkan ukuran kesuksesan sebuah merek di pasar. Salah satu komponen kekuatan merek adalah brand awareness kesadaran merek yaitu seberapa kenal atau mengetahuinya konsumen terhadap sebuah merek. Seorang konsumen kecil kemungkinannya untuk membeli sesuatu merek apabila ia tidak mengenalnya aware, oleh karenanya kesadaran merek merupakan Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada 8 determinan kunci untuk membangun ekuitas merek. Kesadaran merek menunjukkan kesanggupan konsumen untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori Aaker, 1993; Keller, 2002. Ketika produk berada pada tahap awal pertumbuhan, maka kesadaran merek penting untuk mendorong pertumbuhan tersebut Peter & Olson, 2010; Kardes, Conrey, & Cline, 2011. Kesadaran merek merupakan salah satu indicator kinerja pemasaran selain penjualan dan pangsa pasar. Masalahnya kemudian adalah seberapa kuat merek Yakult dikenal oleh konsumen, apakah tergolong rendah, sedang atau tinggi. Hal ini penting dipahami oleh produsen Yakult mengingat strategi dan program pemasaran yang dibangun diantaranya harus memperhatikan perilaku konsumennya secara rinci, termasuk dalam hal kesadaran mereknya. Dalam kontek inilah maka penelitian tentang kesadaran merek Yakult penting untuk dilakukan. Masalah, Tujuan & Manfaat Penelitian Penelitian ini berangkat dari fenomena bagaimana sebenarnya peta persaingan bisnis minuman kesehatan di Kota Bandung, merek minuman kesehatan mana yang paling dikenal?? Apakah merek Yakult termasuk yang dikenal? Dikaitkan dengan masalah kekuatan merek, maka secara lebih spesifik masalah penelitian ini adalah sejauhmana konsumen mengenal aware terhadap beberapa merek minuman kesehatan yang berbedar di kota Bandung. Secara umum penelitian ini ditujukan untuk mengungkap dan memahami sikap konsumen terhadap beberapa merek minuman kesehatan di Kota Bandung. Secara lebih spesifik penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi, mengukur dan kemudian menganalisis kesadaran merek minuman kesehatan Yakult. Hasilnya kemudian digunakan untuk menganalisis peta persaingan bisnis minuman kesehatan berdasarkan aspek kesadaran mereknya. Hasil penelitian ini diharapkan Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada 9 1 Dapat memperkaya wawasan keilmuan mahasiswa dalam bidang perilaku konsumen, khususnya yang berkaitan dengan sikap kesadaran merek pada umumnya; 2 Bagi produsen, dapat dimanfaatkan untuk dijadikan bahan referensi alternatif dalam upaya mengembangkan dan merumuskan strategi pemasaran yang sesuai dengan dinamika perubahan sikap konsumen terhadap merek. KERANGKA TEORITIS Konsep Kesadaran Merek Semua produsen termasuk produsen minuman kesehatan, berkewajiban untuk memelihara ekuitas mereknya agar tetap tinggi. Menurut Aaker 1991 dalam brand adalah sekumpulan dimensi penting yang mengelompok ke dalam system merek yang komplek, yang terdiri atas Brand Awareness kesadaran merek, Brand Association asosiasi merek, Perceived Quality persepsi kualitas, Brand Loyalty loyalitas merek dan Other Propiety Brand Asset aset-aset merek lainya. Empat elemen pertama dikenal dengan elemen utama Brand Equity. Sementara Keller 2002 mengelompokkan brand equity ke dalam dua dimensi, yaitu brand awareness dan brand association. Ekuitas merek dapat disetarakan dengan reputasi merek, namun implikasinya lebih kepada nilai ekonomi Hawkins & Mothersbaugh, 2010. Beberapa keuntungan dapat diperoleh bila merek memiliki ekuitas tinggi, diantaranya adalah mendorong pelanggan untuk mau membayar dengan harga premium Anselmsson 2007 menarik pelanggan baru Lemon 2001, membangun market power Wood, 2000, meningkatkan kepercayaan dan perasaan senang yang dapat menghubungkan produk dengan konsumennya Osenton, 2002, dan menjadikan merek lebih bernilai bagi pelanggan Van Osselaer & Alba, Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada 10 2000. Ekuitas merek juga dapat meningkatkan pangsa pasar, mengurangi sensitifitas konsumen terhadap perubahan harga, dan mendorong efisiensi pemasaran Hawkins & Mothersbaugh, 2010. Seorang konsumen tidak mungkin membeli sesuatu merek apabila ia tidak mengenalnya aware, oleh karenanya kesadaran merek merupakan determinan kunci untuk membangun ekuitas merek. Produk minuman kesehatan yang memiliki tingkatan brand awareness tertentu akan lebih dipertimbangkan dibandingkan dengan merek yang kurang dikenal oleh konsumen. Maka dari itu, agar konsumen dapat membeli sebuah merek minuman kesehatan, pertama-tama harus dibuat sadar akan keberadaan merk tersebut. Kesadaran merek menunjukkan kesanggupan konsumen untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori Keller, 2002. Kesadaran merek adalah sejumlah atau persentase konsumen yang mengenal merek tertentu baik yang diungkapkan melalui penyebutan merek tersebut prompted maupun tidak unprompted/spontaneous. Kesadaran merek dan loyalitas merek yang tinggi akan mendorong ekuitas merek dengan segala keuntungan lanjutannya Kotler 2005 dan juga merupakan landasan bagi terbangunnya brand equity Kotler & Keller, 2016. Ketika produk berada pada tahap awal pertumbuhan, maka kesadaran merek penting untuk mendorong pertumbuhan tersebut Peter & Olson, 2010; Kardes 2011. Melalui peningkatan kesadaran merek maka keunggulan diferensiasi akan tercipta dan dapat meningkatkan pangsa pasar sekaligus laba Kotler & Pfoertsch, 2010. Kesadaran merek dapat dibagi ke dalam beberapa tingkatan Keller K. L., 2013, pertama kesadaran puncak pikiran top of mind, yaitu merek produk yang pertama kali disebutkan konsumen secara spontan dan berada pada posisi yang istimewa. Kedua, pengingatan kembali terhadap merek brand recall yaitu bila konsumen mampu mengidentifikasi merek tanpa diberi petunjuk. Ketiga, adalah Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada 11 mengenal merek brand recognition yaitu bila konsumen mampu mengidentifikasikan merek yang disebutkan tetapi dengan bantuan petunjuk. Keempat, adalah tidak mengenal/menyadari merek unaware of brand yaitu bila konsumen masih ragu apakah sudah mengenal merek yang disebutkan atau belum. Merek yang memiliki kekuatan dalam brand recall dan top-of-mind akan mengarahkan pilihan konsumen pada sebuah kategori produk tertentu Kimpakorn & Tocquer, 2010. Paling tidak terdapat empat nilai yang dapat dibangun melalui kesadaran merek, yaitu pertama, anchor to which other associations can be attached, kesadaran merek akan menyebabkan timbulnya asosiasi. Kedua, familiarity/liking yang menjelaskan bahwa seseorang lebih menyukai sesuatu yang lebih familiar. Ketiga, substance/commitment yang dimaknai bahwa semakin tinggi awareness maka semakin tinggi commitment dari merek tersebut. Keempat, brand to consider, menerangkan bahwa pada proses pembelian, langkah pertama yang dilakukan adalah pemilihan alternatif. Ketika konsumen mengenal sebuah merek tertentu dan mendorongnya untuk membeli dan membeli ulang, maka merek tersebut tergolong memiliki brand equity yang kuat Kurtz, 2008. Kesadaran merek harus diikuti oleh terbentuknya kemampuan konsumen untuk mengingat bagian-bagian penting sebuah merek Washburn & Plank, 2002, artinya asosiasi merek adalah semua kesan yang muncul positif atau negatif dalam ingatan konsumen yang terkait dengan atribut sebuah merek. Membangun awareness baik tahap recognition dan recall melibatkan 2 tugas yaitu mendapatkan identitas nama merek dan menghubungkannya dengan kategori produk tersebut Aaker, Managing Brand Equity, 1991. Pada merek yang tergolong baru, dua tugas tersebut perlu dilakukan oleh perusahaan, walaupun dalam beberapa kasus nama dari merek tersebut telah menjelaskan kategori Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada 12 produknya. Panduan umum yang dapat digunakan dalam meraih dan mempertahankan awareness tersebut adalah, pertama, be different, memorable, yaitu banyaknya pesan-pesan komunikasi pemasaran yang diterima oleh konsumen dalam kesehariannya, menyebabkan otak konsumen menjadi clutter. Untuk membuat konsumen tetap aware terhadap pesan yang disampaikan oleh perusahaan, penyampaian pesan yang dilakukan haruslah berbeda sehingga diingat oleh target audience, seperti pendekatan approach atau tampilan appeal yang digunakan. Hal yang harus diingat kemudian adalah, walaupun komunikasi yang dilakukan berbeda, harus tetap mampu menciptakan hubungan antara brand dengan kategori produknya. Kesadaran Merek dan Pembelian Aktual Ketika konsumen sudah mengenal sebuah merek minuman kesehatan tidak serta merta ia membeli/mengkonsumsinya. Model Lavidge-Steiner Traditional Order Hierachy of Effect American Marketing Association menjelaskan bagaimana sebuah pembelian actual purcahase diawali dari tahap kesadaran merek. Merek yang memiliki kekuatan dalam brand recall dan top-of-mind akan mengarahkan pilihan konsumen kepada sebuah produk tertentu Kimpakorn & Tocquer, 2010. Tahap kedua yaitu konsumen akan mulai mencari tahu mengenai produk yang dikenalnya tersebut to gain product knowledge. Pada tahap ketiga, berdasarkan evaluasi atas informasi yang diperolehnya, maka akan mendorong konsumen untuk menyukai/tidak menyukai produk tersebut liking. Pada tahap keempat adalah memilih dan mengumpulkan beberapa merek yang disukainya tersebut dalam satu daftar prioritas preference yang dipertimbangkan. Pada tahap kelima, konsumen mulai memantapkan hati untuk memilih salah satu merek yang masuk dalam preferensinya conviction, dan dilanjutkan dengan tahap keenam yaitu proses pembelian purchase. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada 13 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini tergolong bersifat pendahuluan dan eksploratif sehingga penelitian ini hanya akan menganalis fakta-fakta yang masih ada di permukaan sehingga behind the facts belum terungkapkan secara jelas dan spesifik. Kesimpulan atau temuan-temuan yang dajukan baru bersifat indicative dan kecenderungan-kecenderungan umum saja. Oleh karena itu penelitian ini akan lebih bermakna dan implementatif untuk pengambilan keputusan secara praktis apabila dilanjutkan dengan penelitian-penelitian berikutnya dengan menggunakan kaidah-kaidah teoritis dan metodologis yang lebih memadai. Fokus penelitian adalah memetakan atau mengukur brand awareness minuman kesehatan merek Yakult. Karena masalah, tujuan dan karakteristik penelitian ini berhubungan dengan pengukuran maka dipandang lebih tepat diselesaikan dengan mempergunakan pendekatan kuantitatif yang dilandasi oleh latar belakang filosofis atau worldviews Creswell, 2014 atau paradigm Lincoln & Guba, 2013. Oleh karenanya menurut paham ini, ilmu pengetahuan harus dibangun berdasarkan fakta empiris yang tampak & terukur. Karena ilmu pengetahuan akan menghasilkan kebenaran, maka sesuatu dapat disebut kebenaran apabila sesuai dengan fakta empiris yang tampak & terukur teori korespondensi. Dilihat dari sisi kemanfaatannya, penelitian ini tergolong pada applied research, sedangkan dari sisi tujuannya termasuk pada description research Neuman, 2014; Creswell, 2014, Robson. C, 2012 yaitu ditujukan untuk melakukan pengukuran tentang kesadaran merek minuman kesehatan sehingga diperoleh gambaran faktual dan akurat serta menemukan beberapa hubungan penting yang relevan Neuman, 2014; Robson, 2002, Creswell, 2012. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada 14 Data & Teknik Pengumpulannya Penelitian ini menggunakan data primer yang merupakan pengakuan, pendapat atau persepsi responden terhadap komponen kesadaran merek minuman kesehatan. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 341 orang responden wanita sample size yang dipilih menggunakan teknik systematic random sampling. Karena masih bersifat pendahuluan, penelitian ini mengabaikan aspek populasi dan sampel sehingga temuannya tidak ditujukan untuk melakukan generalisasi. Sampel dan anggota sampel dipilih secara sengaja. Kesadaran merek diukur dengan tiga indikator, yaitu top of mind TOM, brand recognize dan brand recall. Top of mind diukur dengan banyaknya responden yang menyebutkan merek minuman kesehatan tertentu yang paling diingat dan disebutkan pertama kali. Hasilnya akan dibatasi pada dua kategori, yaitu mengenal/mengingat aware atau tidak mengenal/mengingat unaware. Brand recognition adalah pengenalan sebuah merek tetapi dengan bantuan beberapa petunjuk kata kunci seperti atribut, atau indicator visualnya misalnya logo, warna dsb. Dalam penelitian ini, brand recognize minuman kesehatan diungkap berdasarkan kata kunci minuman kesehatan yang 1 bermanfaat untuk pencernaan/usus; 2 mengandung probiotik; dan 3 terbuat dari susu fermentasi. Sedangkan Brand recall mengingatkan kembali adalah kesadaran merek langsung muncul di benak para konsumen setelah merek tertentu disebutkan. Berbeda dengan recognition yang membutuhkan alat bantu, brand recall hanya membutuhkan pengulangan/penyebutan ulang untuk mengingat merek produk. Brand recall diukur berdasarkan berapa banyak responden yang mengaku mengenal Yakult setelah ditanyakan melalui pengingatan kembali. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan bagaimana kesadaran merek konsumen terhadap meinuman kesehatan yang meliputi top of mind TOM, brand recall dan brand recognize. Mengenai top of mind TOM, pertanyaan yang diajukan terhadap responden adalah Sebutkan satu saja merek minuman kesehatan dalam Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada 15 kemasan yang paling Anda ingat ………………….…………. Kemudian mengenai brand recognize pertanyaan yang diajukan terhadap responden adalah Tuliskan satu saja merek minuman untuk kesehatan dalam kemasan yang bermanfaat untuk pencernaan/usus, mengandung probiotik atau terbuat dari susu fermentasi yang paling Anda kenal. Sedangkan mengenai brand recall, pertanyaannya adalah apakah Anda mengenal Yakult. Semua data primer dihimpun dengan menggunakan instrumen kuesioner tertutup yang item pernyataan/pertanyaannya dirumuskan dalam bentuk kalimat positif, dan disusun menurut Skala Likerts. Digunakannya skala Likert likert type items karena penelitian ini ditujukan untuk mengukur sikap, pendapat atau persepsi seseorang tentang fenomena sosial. Responden kemudian dikategorikan menurut jenis kelamin, usia, status pekerjaan, pendapatan dan pengalamannya dalam menggunakan minuman kesehatan. Semua data kuantitatif primer dihimpun dengan menggunakan instrumen kuesioner tertutup yang item pernyataan/pertanyaannya dirumuskan dalam bentuk kalimat positip. Kuesioner terbagi dalam 4 bagian, yaitu yaitu a latar belakang demografik, b pengalaman menggunakan minuman ringan, dan d kesadaran merek terhadap minuman kesehatan. Analisis Data Data kuantitatif akan dianalisis secara deskriptif untuk menemukan kecenderungan brand awareness terhadap merek minuman kesehatan terpilih dan hasilnya kemudian dibandingkan dengan merek lain untuk menentukan posisi relative setiap merek. Hasil pengukuran tersebut selanjutnya dihubungkan dengan factor demografis responden usia, pekerjaan dan pendapatan, dan diuji dengan pendekatan statistic non-parametrik Cramer’s V dengan formula Cooper & Schindler, 2014 Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada 16 V = √𝜒2𝑁𝑘−1 χ2 adalah statistic Chi-Kuadrat, N= ukuran sampel, dan k = banyak baris atau kolom yang lebih kecil. HASIL DAN DISKUSI Profil Singkat PT. Yakult Indonesia Persada Pada tahun 1935 Minoru Shirota mendirikan Yakult, dan sejak itu hasilnya terus menyebar di seluruh dunia. Pada tahun 2017, produk susu Yakult dikonsumsi setiap hari oleh 39 juta orang di 38 negara dan wilayah Yakult, 2019. Yakult diilhami oleh komitmen dan semangat dari penemunya, termasuk mulai mengembangkan pembuatan, dan penjualan obat-obatan dan kosmetik. Di Indonesia Yakult di produksi oleh PT Yakult Indonesia Persada yang merupakan usaha patungan dengan status Penanaman Modal Asing PMA antara PT Perkasa Simpati Persada dan Yakult Honsha Secara komersial Yakult mulai diproduksi pada tahun 1991 dari pabrik di Pasar Rebo Jakarta. Tahun 1997 lokasi pabrik di Pasar Rebo yang kapasitas produksinya botol per hari dipindahkan ke Sukabumi, Jawa Barat dan kapasitas produksi ditingkatkan botol per hari. Bulan Desember 2001 PT Yakult Indonesia Persada menjadi PMA murni dengan permodalan dari Yakult Honsha Co. Ltd dan Yakult Management Service di Jepang. Visi perusahaan adalah memanfaatkan probiotik baik yang berguna untuk kesehatan manusia. Sedangkan misinya yaitu PT Yakult Indonesia Persada adalah Sebagai Pelopor Prebiotik minuman Yakult yang sehat yang membantu dalam menjaga usus. Sedangkan Motto Yakult Indonesia adalah Cintai Ususmu, Minum Yakult tiap hari. Dengan misi tersebut tujuan stratejiknya adalah dengan tetap memberikan komitmen kepada konsumen untuk tetap mempertahankan misi tersebut dengan mengintegrasikan semua aspek perusahaan. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada 17 Produk Yakult ini berbentuk minuman probiotik mirip yogurt yang dibuat dari fermentasi skimmed milk dan gula dengan bakteri Lactobacillus casei. Probiotik merupakan mikroorganisame hidup yang secara aktif meningkatkan kesehatan dengan cara memperbaiki keseimbangan flora usus jika dikonsumsi dalam keadaan hidup dalam jumlah yang memadai. Karena L. Casei Shirota dapat ditemui dalam sistem pencernaan, maka Yakult dipromosikan sebagai minuman yang baik untuk kesehatan, yaitu minuman yang mengandung bakteri yang bermanfaat untuk menekan pertumbuhan bakteri jahat. Nama Yakult berasal dari Jahurto, bersal dari bahasa Esperanto untuk yoghurt. Manfaat Yakult secara lebih spesifik terletak pada kemampuan bakteri bermanfaat untuk hidup sampai usus manusia untuk melawan bakteri merugikan. Secara spesifik Yakult dipromosikan bermanfaat untuk mencegah gangguan pencernaan, meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan jumlah bakteri menguntungkan dalam usus, mengurangi racun dalam usus, dan menekan jumlah bakteri yang merugikan dalam usus. PT Yakult Indonesia Persada hanya memproduksi satu jenis produk saja yaitu Yakult, yang dikemas di dalam sebuah botol plastik kecil dan dijual per bungkus isi 5 botol. Yakult dibuat dengan cara memfermentasi campuran susu bubuk skim dan glukosa menggunakan bakteri Lactobacillus Casei Shirota Strain. Yakult dibuat dari bahan-bahan seperti Bakteri Lactobacillus casei Shirota strain hidup, susu bubuk skim, sukrosa dan glukosa, perisa dan air. Yakult terdiri dari 2 jenis yaitu Yakult Original dan Yakult Ace. Yakult Original mengandung lebih dari 6,5 milyar bakteri Shirota strain sedangkan Yakult Ace mengandung lebih dari 30 milyar Shirota strain ditambah dengan kalsium dan vitamin. Yakult Ace ini sangat dianjurkan bagi lansia dan orang-orang yang sedang dalam kondisi kesehatan menurun. Yakult Ace langsung diimpor dari Malaysia serta hanya dijual di super-market besar. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada 18 Karakteristik Demografis Responden Dilihat dari sisi jenis kelaminnya, reponden pria dan perempuan jumlahnya relative berimbang. PRIA 53%PRIA 53% WANITA 47%WANITA 47%18-23 57%18-23 57% 24-29 25%24-29 25% > 25 18%> 25 18%Gambar 2 Distribusi responden jenis kelamin, usia & pendidikan Mayoritas responden berusia remaja 18-23 tahun atau sering dikenal dengan kelompok young adult consumer Lemon, Rust, & Zeithaml, 2001, dan hal ini simetris dengan jumlah responden berdasarkan status pekerjaan, yaitu 48% merupakan pelajar. Kemudian dilihat dari sebaran tingkat pendapatannya, sebanyak 38% responden berpenghasilan di atas Rp 2 juta. PELAJAR 9%MHSW 49%KARYAWAN 42% Rp 2 juta38%Gambar 3 Sebaran responden menurut status pekerjaan & pendapatan Proporsi ini pun tampaknya simetris dengan proporsi jumlah responden berdasarkan status pekerjaannya yaitu sekira 42%. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada 19 Pengalaman Mengkonsumsi Minuman Kesehatan Penelitian ini mengungkapkan mayoritas responden 87% termasuk jarang dan sering mengkonsumsi minuman kesehatan. Kecenderungan ini membuktikan bahwa minuman kesehatan telah diterima dan diyakini oleh masyarakat umum sebagai alternative untuk menjaga dan memelihara kesehatan. Faktor apa saja yang dipertimbangkan responden dalam memilih minuman kesehatan, penelitian ini pun mengungkapkan bahwa secara keseluruhan aspek kemanfaatan menempati peringkat pertama diakui oleh sekira 49% responden. Peringkat kedua adalah factor rasa 25% diikuti kemudian oleh harga 11% dan kehalalan 7%. Gambar 4 Distribusi responden menurut frekuensi dan factor pertimbangan dalam memilih minuman kesehatan Faktor kehalalan yang menempati peringkat keempat dalam pertimbangan responden ketika memilih minuman kesehatan mengindikasikan bahwa kesadaran terhadap minuman kesehatan halal yang masih rendah. Namun dari sisi lain, tampaknya isu minuman kesehatan semakin berkembang tidak hanya dalam segi kualitas dan kemanfaatannya tetapi juga dalam segi kehalalan. Urgensi minuman kesehatan halal menjadi mutlak, terutama bagi umat Islam yang tentu saja dalam segala aspek kesehariannya memiliki pedoman bahwa kehalalan adalah sangat penting. Minuman kesehatan yang berbahan baku utama air seolah- Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada 20 olah tidak mengundang masalah. Padahal air putih pun bisa berpotensi haram jika dalam proses penjernihannya melibatkan bahan karbon aktif yang tidak halal, misalnya tulang babi. Untuk menghadirkan sensasi rasa dan aroma sesuai selera, dalam pembuatan minuman kesehatan juga diperlukan bahan-bahan lain. Bahan-bahan tambahan yang terkandung dalam minuman ringan berkarbonasi antara lain gula yang menimbulkan rasa manis. Bahan lain yang sering ditemukan dalam minuman berkarbonasi adalah CO2, asam sitrat, natrium benzoat, dan pengawet. Begitu banyak bahan tambahan yang harus dimasukkan, sehingga konsumen Muslim mesti berhati-hati, baik dari segi keamanannya maupun kehalalannya. Minuman kesehatan yang dijamin kehalalannya penting untuk memastikan tubuh tidak terkontaminasi bahan-bahan yang diharamkan secara agama Islam sekaligus menjadi penentu ibadah seorang Muslim diterima Allah SWT. Bagi produsennya, kehalalan merupakan bentuk komitmen dan tanggung jawab perusahaan untuk menyediakan produk yang bermutu, aman dan nyaman digunakan khususnya oleh konsumen Muslim di Indonesia. Padahal di sisi lain, Negara-negara yang mayoritas berpenduduk Muslim saat ini sedang berlomba-lomba menggarap potensi bisnis halal. Laporan Global Islamic Economy Report 2017/18 menunjukkan nilai belanja yang berhubungan dengan makanan & minuman halal mencapai US$ triliun Thompson Reuters, 2018. Perilaku ganti-mengganti merek minuman kesehatan adalah suatu kewajaran terutama bila dikaitkan dengan pertimbangan kemanfaatan dan rasanya. Ketika konsumen merasakan kurang manfaat dan tidak cocok rasanya, maka ada dorongan kuat untuk beralih ke merek lain. Namun sangat mungkin juga pergantian merek minuman kesehatan disebabkan factor lain, misalnya karena tren, harga, dan sebagainya. Perilaku ganti-ganti merek ini dalam beberapa literatur marketing dikenal dengan konsep brandswitching, sebuah gejala yang wajar dalam perilaku konsumen. Brand switching ditunjang oleh globalisasi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada 21 jaringan informasi, sehingga katalog atau informasi suatu barang bisa didapatkan dengan mudah baik dari iklan media massa dan elektronik maupun internet Seperti dijelaskan pada gambar berikut, sekira 25% responden mengaku sering ganti-ganti merek minuman kesehatan dan 51% tergolong kadang-kadang. Berdasarkan usianya, tercatat yang paling sering ganti-ganti merek adalah kelompok responden usia 18-23 tahun. Sedangkan dari sisi pendapatannya, kelompok pendapatan diatas Rp 2 juta merupakan yang paling sering ganti-ganti merek. Kecenderungan ini dapat dipahami karena makin tinggi pendapatan makin tinggi pula peluang konsumen untuk memilih-milih minuman kesehatan sesuai dengan tingkat pendapatannya. Gambar 5 Distribusi responden menurut perilaku ganti-ganti merek & impulsive buying dalam mengkonsumsi minuman kesehatan Penelitian ini juga mendeteksi adanya gejala impulsive buying behavior IBB dalam memilih merek minuman kesehatan. Pembelian tanpa rencana atau belanja impulsif impulsive buying secara sederhana dapat dijelaskan sebagai perilaku pembelian yang tidak didasarkan atas rencana pembelian sebelumnya, dan umumnya terjadi karena dorongan seketika atau stimulus untuk memiliki sesuatu barang yang dilihatnya saat itu Solomon, Bamossy, Askegaard, & Hogg, 2006. Sudah sejak lama perilaku belanja impulsive impulsive buying behavior-IBB Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada 22 merupakan fenomena penting dalam kontek usaha ritel dan pemasaran. Hampir sebagian besar konsumen pernah merasakan atau melakukan pembelian secara impulsive & Lee, 2002. Gambar di atas menginformasikan sekira 25% responden mengaku sering membeli minuman kesehatan tanpa rencana. Kelompok responden yang berpendapatan di atas Rp 2 juta teridentifikasi sebagai yang paling banyak berperilaku sebagai impulsive buyer. Karena relative kecilnya restriksi pendapatan, ada dugaan bahwa makin tinggi pendapatan makin tinggi pula peluang konsumen untuk membeli tanpa rencana. Kesadaran Merek Minuman Kesehatan Analisis Top Of Mind Seperti telah dijelaskan di muka, konsep kesadaran merek dalam penelitian ini adalah Top of Mind TOM, yaitu suatu merek atau brand minuman kesehatan yang disebutkan pertama kali oleh responden, dan berada pada posisi yang istimewa. Secara lebih teknis, kesadaran merek minuman kesehatan ditanyakan pada responden apakah mereka mengenal salah satu merek minuman kesehatan. Dalam pengertian sederhana, merek tersebut menjadi pimpinan dalam benak konsumen tersebut dibandingkan nama merek-merek lain. Top of mind mencerminkan nilai mind share dari customer, yaitu kekuatan merek tertentu di dalam benak konsumen dari kategori produk tertentu. Merek tersebut berada relatif terhadap merek-merek pesaingnya. Semakin tinggi nilai mind share dari suatu merek, maka akan semakin kuat merek tersebut. Gambar berikut menjelaskan bahwa minuman kesehatan merek Yakult menempati posisi pertama dalam urutan top of mind minuman kesehatan yaitu diakui oleh sekira 42% responden. Berdasarkan kerangka TOM ini tampaknya minuman kesehatan merek Pocari Sweat merupakan pesaing utama Yakult. Tercatat yang paling banyak mengingat Yakult adalah perempuan, pelajar SLTA, kelompok usia 18-23 tahun, dan berpendapatan di atas Rp 2 juta. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada 23 Gambar 6. Sebaran top of mind TOM merek minuman kesehatan Namun demikian tidak menjamin merek minuman kesehatan yang paling diingat kemudian diikuti oleh pembelian actual oleh konsumennya atau apakah merek yang paling diingat otomatis diikuti oleh mengkonsumsinya. Ternyata responden yang mengingat merek minuman kesehatan tertentu, hanya 22% yang mengaku sering mengkonsumsinya. Teridentifikasi bahwa Yakult merupakan merek minuman kesehatan yang paling diingat-dikonsumsi dibandingkan merek lain, yaitu diakui oleh sekira responden. Dengan demikian ada indikasi bahwa konsumen Yakult lebih loyal daripada minuman kesehatan lainnya. Analisis Brand Recognition & Brand Recall Brand recognition adalah pengenalan sebuah merek tetapi dengan bantuan beberapa petunjuk kata kunci seperti atribut, atau indicator visualnya misalnya logo, warna dsb. Dalam penelitian ini, brand recognize minuman kesehatan diungkap berdasarkan kata kunci minuman kesehatan yang 1 bermanfaat untuk pencernaan/usus; 2 mengandung probiotik; dan 3 terbuat dari susu fermentasi. Ketiga kata kunci itu sengaja dipilih karena focus penelitian ini adalah memetakan kesadaran merek Yakult. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada 24 Hasil analisis menunjukkan bahwa minuman kesehatan merek Yakult selalu berada pada peringkat pertama untuk setiap kata kunci yang digunakan. Namun yang menarik perhatian adalah mengenai kata kunci mengandung probiotik. Kedudukan Yakult yang dikenal sebagai pelopor minuman kesehatan yang mengandung probiotik, ternyata mulai tersaingi oleh merek Cimory. Cimory diproduksi oleh perusahaan local PT Cimory, yang bergerak dalam bidang pengolaan susu segar, yaitu fresh milk, Yogurt dan frozen food. PT. Cimory berdiri sejak tahun 2004 dan merupakan salah satu anak perusahaan dari Macro Group. Potensi Cimory untuk menyaingi Yakult tergolong kuat mengingat harganya yang relative sama, bahkan dalam hal atribut rasa CImory lebih unggul karena memiliki 10 varian rasa. 88%7% 5%Brand recognize Kesehatan pencernaan/ususYakult Cimory Merek Lain88%10% 2%Brand recognize Susu fermentasiYakult Cimory Merek Lain Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada 25 64%33%3%Brand Recognize Mengandung ProbiotikYakult cimory Merek LainGambar 7. Sebaran brand recognize merek minuman kesehatan Analisis brand recall aided Brand recall mengingatkan kembali adalah kesadaran merek langsung muncul di benak para konsumen setelah merek tertentu disebutkan. Berbeda dengan recognition yang membutuhkan alat bantu, brand recall hanya membutuhkan pengulangan/penyebutan ulang untuk mengingat merek produk. Brand recall diukur berdasarkan berapa banyak responden yang mengaku mengenal Yakult setelah ditanyakan melalui pengingatan kembali. 68%14%15%3%IklanPedagang kelilingToko/supermarketLainnyaGambar 8. Sebaran sumber media infromasi yang mengenalkan Yakult Hasilnya hampir 99% responden mengenal Yakult. Keterkenalan Yakult oleh konsumen dapat dipahami mengingat keberadaannya di Indonesia hamper 28 Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada 26 tahun. Secara berturut-turut, iklan, penjualan di toko/supermarket dan pedagang keliling Yakult Lady merupakan sumber informasi utama bagi konsumen dalam mengenal Yakult. Yakult Lady merupakan bagian dari sistim pemasaran Yakult yang tidak dimiliki oleh produsen minuman kesehatan lainnya. Pengalaman Lady Yakult dalam Pemasaran Produk Yakult dipasarkan melalui dua saluran yaitu, penjualan langsung direct selling dan penjualan ke rumah-rumah home delivery selling dengan memanfaatkan Lady Yakult. Kekuatan Yakult Ladies terletak pada kemampuan mereka untuk berkomunikasi secara langsung dengan pelanggan, yang memungkinkan mereka untuk menyampaikan nilai dan daya tarik probiotik, dan merekomendasikan konsumsi berkelanjutan satu botol Yakult per hari. Sistem home delivery selling tergolong unik karena telah berhasil di banyak negara dan wilayah di dunia. Untuk lebih memahami keterlibatan Lady Yakult dalam sistim pemasaran Yakult, maka Salah satu kajian dalam mini riset 2019 Yakult adalah studi kualitatif mengenai pengalaman pedagang kelilingnya Lady Yakult. Pengalaman ini tidak bisa diungkap dengan metode kuantitatif seperti halnya brand awareness yang memerlukan pengukuran, tetapi harus dengan metode kualitatif. Focus penelitian kualitatif adalah bagaimana interpretasi participants Lady Yakult atas pengalaman mereka berinteraksi dengan sebuah fenomena tertentu dalam hal ini sebagai pedagang Yakult. Oleh karena itu focus studi kualitatif adalah interpretasi dari sudut pandang participant, bukan dari sudut pandang penelitinya. Agar peneliti kualitatif memahami dengan benar interpretasi participannya, maka peneliti harus “dekat, terlibat dan berinteraksi” dengan partisipan secara inten stay close to the data, bukan “berjarak” seperti pada penelitian kuantitatif. Ketika peneliti kualitatif melaporkan hasilnya, maka Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada 27 semua term dan konsep haruslah sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh participannya. Dalam studi kualitatif ini, akan diungkap lima tema besar, yaitu motivasi Lady Yakult, waktu kerja, penghasilan, kepuasan kerja, dan komitmen. Profil Partisipan Partisipan pertama berusia 39 tahun, berasal dari luar Bandung, sudah berkeluarga, tanggungan keluarga 4 orang, dan suami bekerja serabutan. Paritipan telah bergabungan dengan Yakult selama 3 tahun, sebelumnya bekerja sebagai buruh borongan payet kerudung zoya dan menganggur 1,5 tahun. Menjadi Lady Yakult merupakan pekerjaan pokok, karena suami penghasilan suami tidak pasti. Partisipan kedua berusia 32 tahun, berasal dari luar Bandung, sudah berkeluarga, tanggungan keluarga 2 orang, dan suami bekerja sebagai pedagang. Partisipan telah bergabungan dengan Yakult baru 1 tahun, sebelumnya tidak bekerja. Menjadi Lady Yakult merupakan pekerjaan pokok, membantu ekonomi keluarga. Sedangkan partisipan ketiga berusia 43 tahun, juga berasal dari luar Bandung, sudah berkeluarga, tanggungan keluarga 2 orang, dan suami bekerja sebagai Sopir. Partisipan telah bergabungan dengan Yakult sudah tahun, sebelumnya tidak bekerja. Menjadi Lady Yakult merupakan pekerjaan pokok, membantu ekonomi keluarga. Motivasi Motivasi partisipan bergabung dengan Yakult yaitu untuk memenuhi kebutuhan dan membantu perekonomian keluarga untuk sehari-hari. Pada awalnya ia mendatangi langsung centre agent dan memberikan data diri, tidak lama ada panggilan karena sangat dibutuhkan Lady Yakult. Partisipan lain mengaku Saya ketemu karyawan yakult yang sedang membagikan brosur untuk penerimaan lady yakult di daerah rumah saya. Menurutnya persyaratan untuk Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada 28 menjadi Lady Yakult sangat ringan, yaitu pokoknya hanya izin dari suami. Tetapi menurut partisipan lain persyaratan itu adalah ada ijazah SMP, pas foto, surat izin orang tua/suami dan mengisi formulir. Waktu Kerja Waktu kerjanya rata-rata 5 jam, 3 jam di pagi hari dan 2 jam di sore hari dengan jarak tempuh kira-kira 5-7 km/hari. Partisipan lain bekerja mulai hari Senin sampai Sabtu, hari Minggu libur. Sepeda punya sendiri, tapi yakult menyediakan dengan system angsuran yang dipotong selama setahun. Troli di kasih dari pihak yakult kalau rusak di ganti baru sama pihak yakult. Apabila ada kerusakan atau ban bocor biaya di tanggung sendiri. Partisipan lain bekerja dari jam 8 sampai jam 11 lalu istirahat untuk makan, lanjut jam 1 untuk laporan ke kantor dan jam 2 delivery sampai jam 4 sore. Penghasilan Partisipan mengaku setiap harinya rata-rata mampu menjual 350-560 botol/hari, dan yang bersangkutan pendapatan dari persentase penjualan, semakin banyak maka semakin besar pendapatannya. Walaupun tidak menerima bonus atau insentif, pengaturan pendapatan ini dianggap adil karena perhitungannya jelas. Sistemnya sudah bagus karena selama 2 tahun sekali ada kenaikan gaji. Selain dari hasil penjualan, partisipan memperoleh warat/tahun setara THR ?l alu ada uang makan untuk setiap pack Yakult yang terjual yaitu Asuransi ada tapi hanya untuk kematian dan kecelakaan, tidak termasuk cek kesehatan rutin. Selama bekerja, partisipan mengaku memperoleh uang makan. Partisipan lain menyebutkan, saya merasa perusahaan sudah cukup. Partisipan berikutnya mengungkapkan kalau banyak botol kejualnya, ya kalau banyak yg kejual ya lumayan lah…. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada 29 Kepuasan Kerja Kepuasan bekerja sebagai Lady Yakult yaitu ketika ada pelanggan yang ramah dan akrab. Partisipan lain menyebutkan banyak kenalan nambah teman2 dari pada diem di rumah saja. Apalagi menjelang lebaran banyak yang memberi bingkisan. Partisipan lainnya mengaku ga ada susahnya, saya selalu senang terus. Sebaliknya, ketika Yakult masih banyak yang belum terjual, kadang pusing harus menjual kemana. Jalani saja karena saya merasa enjoy…. partisipan ke-2 Komitmen Lady Yakult yang memiliki komitmen tinggi akan merasa sangat terikat dengan Yakult. Sebaliknya Lady Yakult yang memiliki komitmen rendah akan mudah mengambil keputusan untuk meninggalkan Yakult yang selama ini merupakan tempat pengabdiannya. Oleh karenanya komitmen juga sering disetarakan dengan loyalitas Newstrom & Davis, 2002, yang menunjukkan derajat kesetiaaan Lady Yakult dalam mengidentifikasikan dirinya terhadap Yakult dan ingin untuk melanjutkan berpartisipasi secara aktif dalam bisnis Yakult. Perkiraan terhadap masa depan Yakult membuat partisipan merasa yakin bahwa mereka dapat menggantungkan hidupnya kepada pekerjaannya sebagai Lady Yakult. Menurut partisipan mereka akan terus bekerja sepanjang masih sehat, karena bekerja di Yakult ini bisa sampai umur yang relative tua asalkan kita punya pelanggan tetap. Partisipan lainnya mengaku Saya sudah merasakan enjoy di pekerjaan sebagai yakult lady, dan saya bangga menjadi yakult lady. Partisipan juga optimis bahwa Yakult akan terus diminati konsumen karena banyak manfaatnya, kalau belum biasanya konsumen masih ragu. Tapi Yakult sudah punya pasar sendiri jadi tidak takut dengan pesaing. Partisipan lain tampaknya juga puas bekerja di Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada 30 Yakult, ia berkomentar engga akan keluar karena saya udah nyaman dan gajih juga sudah cukup untuk saya. KESIMPULAN INDIKATIF Dari sisi brand awareness-top of mind, minuman kesehatan Yakult berada pada posisi tertinggi dibandingkan dengan merek lain. Berdasarkan kerangka TOM ini tampaknya minuman kesehatan merek Pocari Sweat merupakan pesaing utama Yakult. Berdasarkan atribut/kata kunci bermanfaat untuk kesehatan, probiotik, dan terbuat dari susu fermentasi, Yakult menempati peringkat pertama atau lebih dikenal dibandingkan minuman kesehatan lainnya. Namun yang pada atribut mengandung probiotik, kedudukan Yakult yang dikenal sebagai pelopor minuman kesehatan mengandung probiotik, ternyata mulai tersaingi oleh merek Cimory. Teridentifikasi bahwa Yakult merupakan merek minuman kesehatan yang paling memiliki relasi kuat antara aspek diingat-dikonsumsi dibandingkan merek lain. Dengan demikian ada indikasi bahwa konsumen Yakult lebih loyal daripada minuman kesehatan lainnya. Dilihat dari sisi demografisnya, perempuan, pelajar SLTA, kelompok usia 18-23 tahun, dan berpendapatan di atas Rp 2 juta merupakan segmen potensial bagi minuman kesehatan Yakult. Yakult telah berhasil membangun komitmen Lady Yakult-nya, walaupun baru pada tahap continuance commitment. Mereka akan terus menjadi Lady Yakult karena berdasarkan kebutuhannya, dan murni didasarkan pada pendekatan biaya-manfaat atau untung-rugi. Continuance commitment tumbuh karena adanya kerugian jika meninggalkan Yakult. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada 31 Temuan dalam penelitian ini baru pada tahap dugaan atau baru pada tahap menegungkapkan fenomena saja. Penggunaan indicator untuk merepresentasikan kesadaran merek masih sangat terbatas sehingga temuan yang terungkap pun masih pada lingkup permukaan atau tidak mendalam. Oleh karena itu penelitian ini akan lebih bermakna dan implementatif untuk pengambilan keputusan secara praktis apabila dilanjutkan dengan penelitian-penelitian berikutnya dengan menggunakan kaidah-kaidah teoritis dan desain penelitian yang lebih memadai serta melibatkan indicator-indikator yang lebih mewakili. DAFTAR PUSTAKA Aaker, D. 1991. Managing Brand Equity. New York Free Press. Aaker, D. 1996. Measuring brand equity across products and markets. California Managing Reviews, 383. Aaker, D. A. 1996. Measuring Brand Equity Across Products and Markets. New York, NY Free Press. American Marketing Association. American Marketing Association. Retrieved June 2017, from Amstrong, G., & Kotler, P. 2015. Marketing An introduction 12 ed.. Edinburgh Gate Pearson. Anselmsson, J., Johansson, U., & Persson, N. 2007. Understanding Price Premium for Grocery products A conceptual model of customer-based brand equity. Journal of Product & Brand Management, 166, 401-414. ABoulding, W., Kalra, A., Staelin, R., & Zeithaml, V. A. 1993. A Dynamic Process Model of Service Quality From Expectations to Behavioral Intentions. , 301, 7. Journal of Marketing Research, 301, 7-27. Cekindo. 2016. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada 32 Cooper, D. R., & Schindler, P. S. 2014. Business Research Methods Twelfth ed.. New York The McGraw-Hill Companies, Inc. Creswell, J. W. 2014. Research Design Qualitative, Quantitative, & Mixed Methods Approaches 4th ed.. London Sage Publications, Ltd. Foster, S. 2018, Pebruari 13. Marketing IQ. Retrieved Desember 04, 2018, from Hawkins, D. I., & Mothersbaugh, D. L. 2010. Consumer behavior building marketing strategy. New York McGraw-Hill/Irwin. J., & Lee, J. A. 2002. The influence of culture on consumer impulsive buying behavior. Journal of Consumer Psychology, 122, 163-176. Jacob, J., & Chestnut, R. W. 1978. Brand Loyalty, Measurement and Management. Journal of Advertising, 82. Jurnalis. 2017, Oktober Rabu. Jumlah Remaja Indonesia 66,3 Juta Jiwa, Kekuatan atau Kelemahan? Laporan Reportase. Kardes, F. R., Conrey, M. L., & Cline, T. W. 2011. Consumer behavior. Mason, USA South-Western Cingage Learning. Keller, K. L. 2002. Strategic brand management Building, measuring and managing brand equity 2nd ed.. Upper Saddle River, NJ Pearson Education. Keller, K. L. 2002. Strategic brand management Building, measuring and managing brand equity 2nd ed.. Upper Saddle River, NJ Pearson Education. Keller, K. L. 2013. Strategic brand management Building, measuring, and managing brand equity 4 ed.. Harlow Pearson. Kimpakorn, N., & Tocquer, G. 2010. Service brand equity and employee brand commitment. Journal of Services Marketing, 245, 378-388. Kotler, P., & Keller, K. L. 2016. A framework for marketing management. Edirnbugh Gate, England Pearson Education. Kotler, P., & Pfoertsch, W. 2010. Ingredient branding Making the invisible visible. London Springer Heidelberg Dordrecht. Kotler, P., Amstrong, G., Sander, J., & Wong, V. 2005. Principle of marketing 4th ed.. European Edition Prentice Hall. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada 33 Kurtz, D. L. 2008. Contemporary marketing 13rd ed.. South-Western Cengage Learning. Lemon, K. N., Rust, R. T., & Zeithaml, V. A. 2001. What Drives Customer Equity? Marketing Management, 20-25. Lincoln, Y. S., & Guba, E. G. 2013. The Constructivist Credo. Walnut Creek Left Coast Press, Inc. Merriam, S. B., & Tisdell, E. J. 2016. QUALITATIVE RESEARCH A Guide to Design and Implementation fourth ed.. San Francisco Jossey-Bass. Midori. 2015, Juni 16. beautynesia. Retrieved 12 17, 2018, from Mönks, F. J., Knoers, A., & Haditono, S. R. 2001. Psikologi Perkembangan Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya . Yogyakarta Gajah Mada University Press. Mowen, J. C., & Minor, M. 2002. Perilaku konsumen Edisi 5 ed., Vol. 1. Jakarta Erlangga. Neuman, W. L. 2014. Social Research Methods Qualitative and Quantitative Approaches 7th ed.. Harlow Pearson Education Limited. Osenton, T. 2002. Customer share marketing. New Jersey Prentice Hall. Oskamp, S., & Schultzs, P. W. 2004. Attitudes and opinions 3rd ed.. New York Lawrence Erlbaum Associate, Inc. Peter, J. P., & Olson, J. C. 2010. Consumer behavior and marketing strategy 9th ed.. New York The McGraw-Hill Companies, Inc. Schiffman, L. G., Kanuk, L. L., & Hansen, H. 2012. Consumer behavior An European outlook 2nd ed.. England Pearson Education Limited. Solomon, M., Bamossy, G., Askegaard, S., & Hogg, M. K. 2006. Consumer behavior A European Perspective 3rd ed.. Harlow Pearson Education Limited. Thompson Reuters. 2016. State of the Global Islamic Report 2016/17. Dubai Thompson Reuters. Thompson Reuters. 2018. OUTPACING THE MAINSTREAM State of the Global Islamic Economy Report 2017/2018. Report. Thompson Reuters. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada 34 US Commercial Service. 2016. Asia Personal Care & Cosmetics Market Guide 2016. US Department of Commerce. Van Osselaer, S. M., & Alba, J. W. 2000. Consumer learning and brand equity. Journal of Consumer Research, 271, 1-16. Washburn, J. H., & Plank, R. E. 2002. Measuring brand equity An evaluation of a consumer-based brand equity scale. Journal of Marketing Theory and Practice, 1011, 46-62. White, I. R., & Groot, A. C. 2001. Textbook of Contact Dermatitis. Heidelberg, Berlin Springer. Wood, L. 2000. Brands and brand equity Definition and management. Management Decision, 389, 662-669. Yakult. 2019. Company Profile 2018-2019. Laporan. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada 35 LAMPIRAN KUESIONER PENELITIAN Mini Riset ini berhubungan dengan kategori produk minuman kesehatan dalam kemasan ________________________________________________________________________________ A. IDENTITAS RESPONDEN beri tanda √ pada jawaban yang sesuai 1. Jenis kelamin a. Perempuan b. Pria 2. Usia a. 18 - 23 tahun; b. 24 – 29; c. > 29 tahun 3. Pekerjaan a. Pelajar; b. Mahasiswa; c. Karyawan 4. Pendidikan a. maksimum SLTA; b. maksimum D-3 c. minimal S1 5. Pendapatan/uang saku/bulan a. 2jt B. PENGALAMAN MENGKONSUMSI MINUMAN KESEHATAN DALAM KEMASAN beri tanda √ pada jawaban yang sesuai 1. Apakah Anda termasuk yang suka membeli/mengkonsumsi jenis minuman kesehatan dalam kemasan? a. Tidak pernah; b. Pernah mencoba sekali; c. Ya, tetapi jarang d. Ya, sering; 2. Sebutkan satu saja factor yang paling dipertimbangkan ketika Anda membeli/mengkonsumsi minuman kesehatan dalam kemasan a. harganya; b. Kemasannya; c. manfaatnya; d. rasanya; e. Kehalalannya; f. keamanannya; g. Lainnya …………………………………..………tuliskan. 3. Anda termasuk suka membeli minuman kesehatan tanpa rencana? a. Tidak ; b. kadang-2; c. Ya, sering 4. Anda termasuk suka ganti-ganti merek minuman kesehatan? a. Tidak; b. kadang-2; c. Ya, sering ________________________________________________________________________________ C. TOM apabila tidak mengenal, jangan diisi dan beri tanda √ pada jawaban yang sesuai 1. Sebutkan satu saja merek minuman kesehatan dalam kemasan yang paling Anda ingat ………………….…………. 2. Apakah Anda membeli/mengkonsumsi merek minuman kesehatan dalam kemasan yang paling Anda kenal tersebut? a. Tidak pernah; b. Pernah mencoba sekali; c. Ya, tetapi jarang d. Ya, sering; ________________________________________________________________________________ Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada 36 D. RECAL apabila tidak mengenal, jangan diisi 1. Tuliskan satu saja merek minuman untuk kesehatan dalam kemasan yang bermanfaat untuk pencernaan/usus yang paling Anda kenal ………………….………………….. 2. Tuliskan satu saja merek minuman kesehatan dalam kemasan yang mengandung probiotik Lactobacillus yang paling Anda kenal …………………………………………. 3. Sebutkan satu saja merek minuman kesehatan dalam kemasan yang terbuat dari susu fermentasi dan mirip Yogurt ……………………………………… ________________________________________________________________________________ E. RECOG beri tanda √ pada jawaban yang sesuai 1. Apakah Anda mengenal minuman kesehatan merek “YAKULT”? a. Ya ; b. Tidak 2. Bagi yang menjawab dari mana Anda mengenal Yakult a. Iklan; b. Pedagang keliling; c. Toko/supermarket; d. Lainnya …………………..………………… tuliskan. ________________________________________________________________________________ F. LOYALITAS beri tanda √ pada jawaban yang sesuai 1. Bagi yang menjawab apakah Anda mengkonsumsi Yakult? a. Tidak pernah; b. Pernah mencoba sekali; c. Ya, tetapi jarang d. Ya, sering; Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada 37 UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA UNINUS Jl. Soekarno-Hatta No. 530 Bandung; Telp/Fax +62-22-7509707; ekonomi Nomor 016/Dek/FE-UIN/II/2019 Bandung, 28 Januari 2019 Lamp Proposal singkat; Hal Permohonan pelaksanaan Company Visit & Mini Research Program Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara FE-UNINUS ke PT. Yakult Indonesia Persada-Malang Kepada Yth PT. Yakult Indonesia Persada-Pabrik Mojokerto Up. Bagian Propaganda Ngoro Industri Persada Blok. CC-1 Mojokerto-Jawa Timur Assalamu'alaikum Dalam upaya meningkatkan eksposur lulusan melalui pengalaman pembelajaran praktik dalam bidang manajemen bisnis, kami Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara FE-UNINUS di Bandung mewajibkan kepada mahasiswa tingkat akhir untuk melaksanakan Company Visit & Mini Research Program CVMRP ke beberapa perusahaan terpilih. Berdasarkan beberapa pertimbangan dan usulan mahasiswa, maka untuk pelaksanaan CVMRP 2019 terpilih PT. Yakult Indonesia Persada-Pabrik Mojokerto, sebagai obyek kajian. Oleh karena itu untuk merealisasikan program ini, kami mohon kiranya kesediaan manajemen PT. Yakult Indonesia Persada untuk menerima mahasiswa kami. Apabila diizinkan, kami merencanakan untuk berkunjung ke PT. Yakult Indonesia Persada- Yakult Indonesia Persada-Pabrik Mojokerto pada hari Selasa, 19 Maret 2019 sekira pukul WIB, dengan membawa kurang-lebih 100-110 orang mahasiswa plus staf pengajar. Namun demikian, mengenai keputusan hari dan tanggal jadwal kunjungan, dapat dibicarakan lebih lanjut. Sedangkan jumlah peserta ril serta jadual kegiatan yang lebih rinci, akan kami informasikan satu minggu sebelum keberangkatan. Bentuk CVMRP 2019 yaitu observasi proses produksi dan dilanjutkan diskusi dengan fokus strategi pemasaran PT. Yakult Indonesia Persada. Selanjutnya, kelompok mahasiswa kami mohon diizinkan untuk mempresentasikan hasil mini riset tentang brand awareness minuman kesehatan Yakult di Kota Bandung. Oleh karena itu kami mohon kesediaannya nanti untuk menyediakan nara-sumber yang memiliki kompetensi dan kewenangan dalam bidang pemasaran untuk memandu ceramah dan diskusinya. Demikian permohonan kami, atas kesediaan dan partisipasi PT. Yakult Indonesia Persada dalam mendukung program ini, kami ucapkan terima kasih. Wassalamu'alaikum Dekan, Ahmad M Ryad S. Hakim, Tembusan  Rektor Universtas Islam Nusantara  Arsip Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada 38 COMPANY VISIT PROGRAM & MINI RISET 2019 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA Proposal diajukan kepada PT. Yakult Indonesia Persada – Pabrik Mojokerto A. Dasar Pemikiran Kesangsian terhadap peran pendidikan tinggi di Indonesia yang berkisar pada rendahnya kualitas lulusan yang dihasilkannya, merupakan salah satu alasan penting mengapa pembinaan sumber daya di sektor ini perlu mendapat porsi khusus. Apalagi kalau isu ketidak padanan mismatch antara kualifikasi lulusan dengan tuntunan pasar tenaga kerja yang sekarang sedang menjadi polemik ikut kita pertimbangkan. Oleh karena itu upaya peningkatan sumber daya manusia harus selalu diperhitungkan dalam setiap strategi dan program pengembangan suatu perguruan tinggi. Keharusan bagi setiap perguruan tinggi untuk memikirkan dan membangun strategi agar mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas dan sesuai dengan ketentuan pasar, kelihatannya tidak dapat ditunda-tunda lagi manakala kita mencermati betapa pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi mutakhir yang terjadi hampir disemua sektor. Di masa mendatang kontribusi suatu perguruan tinggi tidak akan lagi ditentukan oleh berapa jumlah lulusan yang dihasilkannya tetapi oleh berapa banyak lulusan yang mampu diserap oleh pasar tenaga kerja. Berdasarkan pertimbangan di atas serta tuntunan zaman yang ditandai oleh arus globalisasi yang melanda semua aspek kehidupan, maka tampaknya gerak perkembangan suatu perguruan tinggi harus segera bergeser menyeimbangkan diri dari yang semula lebih menekankan pada kerangka berpikir konseptual kearah tindakan-tindakan nyata dan bertumpu pada program yang ditata berdasarkan perencanaan analitis. Tindakan-tindakan nyata tersebut harus mampu mendorong pertumbuhan dan peran perguruan tinggi dengan memperhatikan masalah pokok yang dihadapi yaitu terutama kualitas, relevansi dan masa depan yang diinginkan. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara FE-UNINUS di Bandung sebagai salah satu perguruan tinggi yang selama ini ikut andil dalam mempersiapkan, mendidik dan mengembangkan sumberdaya manusia bidang manajemen bisnis di Indonesia, secara terencana dan bertahap mulai memikirkan bagaimana menerapkan model pembelajaran yang tepat agar kompetensi lulusannya compatible dengan lingkungan bisnis. Salah satu metode pengajaran terbaik yang dapat mengkaitkan antara teori dan praktik, serta menjamin terselenggaranya pendidikan bisnis yang relevan dan mutakhir bagi mahasiswa adalah menugaskan mahasiswa melakukan kunjungan kepada perusahaan terpilih. Melalui kegiatan ini diharapkan proses transfer pengetahuan bisnis praktis dapat secara langsung dicerna oleh mahasiswa. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada 39 Fakultas Ekonomi UNINUS setiap tahun melaksanakan Company Visit Program ke beberapa perusahaan, diantaranya yaitu ke PT Djarum Kudus, PT Sari Husada Yogyakarta, PT. Hartono Istana Teknologi -Semarang, PT Sidomuncul Semarang, Sari Roti Semarang, PT. Nissin Semarang, dan PT Victoria Care Indonesia Herborist-Semarang. Berdasarkan beberapa pertimbangan dan usulan mahasiswa, maka untuk pelaksanaan Company Visit Program 2019 dipilih PT. Yakult Indonesia Persada-Malang sebagai obyek kajian. Oleh karena itu untuk terealisasinya program ini, fakultas menyusun suatu pedoman pelaksanaannya yang diharapkan dapat dijadikan acuan pokok bagi semua pihak. Bagi perusahaan/instansi yang akan dijadikan tempat pelaksanaan company visit program, pedoman ini kiranya akan cukup memberikan kejelasan arah, tujuan dan manfaat program company visit program, sehingga dapat menghapus sedikit keraguan dalam menerima dan memberikan kesempatan kunjungan kepada mahasiswa. B. Tujuan 1. Melalui pendekatan Company Visit Program ini diharapkan dapat meningkatkan eksposur mahasiswa terhadap pengalaman pembelajaran dan praktik bisnis yang sebenarnya; 2. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk lebih memahami praktik bisnis ril sehingga dapat membandingkan antara konsep atau teori yang diperoleh di kelas dengan yang terjadi di lingkungan sebenarnya ; 3. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengenal lingkungan kerja. C. Keluaran output 1. Terlaksananya pelaksanaan Company Visit Program tahun 2019 yang diikuti oleh mahasiswa semester VIII Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara sesuai dengan program yang telah ditetapkan; 2. Tersedianya laporan company visit program yang dapat dijadikan sebagai bahan atau materi perkuliahan yang berwawasan praktik. D. Hasil yang diharapkan outcome 1. Pelaksanaan Company Visit Program diharapkan dapat menambah kemampuan dan wawasan praktis mahasiswa, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kompetensi lulusan dan mendekati tuntutan pasar kerja; 2. Hasil Company Visit Program dapat dijadikan umpan balik bagi Fakultas, khususnya yang dikaitkan dengan wawasan kemampuan praktis tenaga pengajar, muatan kurikulum, serta materi perkuliahan; 3. Terbinanya jalinan kemitraan yang saling mendukung antara Fakultas Ekonomi UNINUS khususnya dengan kalangan perusahaan. E. Peserta 1. Peserta Company Visit Program 2019 adalah mahasiswa semester VIII yang jumlahnya diperkirakan 100-110 orang termasuk staf pengajar; Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada 40 2. Mahasiswa peserta akan dibagi dalam 3-4 kelompok dengan masing-masing tugas yang berbeda; 3. Kepastian jumlah peseta akan dikonfirmasi ulang satu minggu sebelum pemberangkatan dan setelah menerima kepastian penerimaan dari pihak PT. Yakult Indonesia Persada-Pabrik Mojokerto. F. Waktu Pelaksanaan, Fokus Kegiatan dan Tema 1. Berdasarkan kalender akademik dan pengalaman pelaksanaan sebelumnya, Company Visit 2019 akan direncanakan dilaksanakan pada hari Selasa, 19 Maret 2019. Namun demikian apabila pada tanggal tersebut tidak memungkinkan, jadwal kegiatan kunjungan dapat dibicarakan kembali; 2. Kegiatan pokok Compay Visit Program 2019 yaitu 1 melakukan observasi di lokasi pabrik proses produksi, 2 presentasi & diskusi tentang profil & strategi pemasaran oleh pihak perusahaan, dan; 3 presentasi hasil mini riset mahasiswa kami tentang “brand awareness“ minuman kesehatan Yakult di Kota Bandung. Hasil Mini Riset ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi pihak manajemen dalam merancang strategi pemasaran. 3. Direncanakan agar kegiatan diskusi dengan pihak manajemen mengambil porsi sekira 80% dari total waktu kunjungan yang disediakan. Oleh karena itu diharapkan agar pihak PT. Yakult Indonesia Persada dapat menyediakan nara sumber yang memiliki kompetensi dalam bidang pemasaran; 4. Kepastian agenda kegiatan yang lebih rinci akan disampaikan satu minggu sebelum pemberangkatan dan setelah menerima kepastian penerimaan dari pihak PT. Yakult Indonesia Persada. G. Kegiatan Pendukung Mini Riset Mahasiswa 1. Melengkapi kegiatan company visit program, sebelum pelaksanaan kunjungan, mahasiswa diwajibkan melakukan "mini riset" tentang "brand awareness minuman kesehatan Yakult " yang dipasarkan di Bandung; 2. Tujuan mini riset yaitu untuk memperkaya wawasan mahasiswa tentang bisnis PT. Yakult Indonesia Persada, sehingga hasilnya dapat dijadikan salah satu bahan diskusi dengan pihak manajemen kelak ketika melakukan kunjungan; 3. Hasil mini riset mahasiswa akan dipresentasikan/disampaikan kepada pihak PT. Yakult Indonesia Persada pada saat company visit. Oleh karena diharapkan pihak perusahaan memberikan waktu untuk mempresentasikan hasil mini riset tersebut. H. Laporan 1. Setiap kelompok mahasiswa diwajibkan membuat laporan tertulis untuk selanjutnya diseminarkan; 2. Tata cara penulisan laporan harus mengikuti ketentuan yang telah ditetapkan dalam pedoman ini; 3. Laporan company visit program diantaranya akan disampaikan kepada pihak manajemen PT. Yakult Indonesia Persada. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Nusantara Laporan Mini Riset 2019 – PT. Yakult Indonesia Persada 41 I. Penutup Ekposur lulusan pendidikan tinggi bidang manajemen bisnis tidak hanya ditentukan oleh sejauhmana kualitas proses pendidikan di bangku kuliah, tetapi juga sangat tergantung apakah mahasiswa memiliki kesempatan untuk memahami proses dan dinamika bisnis secara ril. Oleh karena itu peran dan dukungan dari kalangan atau praktisi bisnis sangat diharapkan. Dengan demikian kesediaan pihak PT. Yakult Indonesia Persada menerima mahasiswa kami untuk melakukan company visit program merupakan kontribusi berharga. Bandung, 28 Januari 2019 Dekan, Ahmad M Ryad S. Hakim, ResearchGate has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication.

gRW80Pk.
  • 89l3cqhnx7.pages.dev/187
  • 89l3cqhnx7.pages.dev/260
  • 89l3cqhnx7.pages.dev/290
  • 89l3cqhnx7.pages.dev/408
  • 89l3cqhnx7.pages.dev/496
  • 89l3cqhnx7.pages.dev/478
  • 89l3cqhnx7.pages.dev/379
  • 89l3cqhnx7.pages.dev/286
  • cara membuat laporan mini riset